MENAG: JEMAAH HAJI INDONESIA DAN SITUASI ARAB

MENAG: JEMAAH HAJI INDONESIA DAN SITUASI ARAB

 

Jakarta, Antara

Memanasnya situasi politik di TimurTengah, terutama yang menyangkut hubungan diplomatik Arab Saudi dengan Iran, tidak mengubah sikap dan kebijaksanaan Indonesia dalam pengiriman jemaah haji.

Presiden Soeharto hari Kamis menyatakan bahwa berkaitan dengan perkembangan terakhir di Timur Tengah saat ini, Indonesia tidak perlu mengambil tindakan-tindakan dalam soal pengiriman jemaah haji karena apa yang terjadi dalam hubungan diplomatik Arab Saudi dengan Iran merupakan persoalan politik dua negara tersebut.

“Persoalan politik kedua negara tersebut tidak ada hubungannya dengan agama,” katanya sebagaimana dikutip Menteri Agama Munawir Sjadzali dalam keterangannya kepada wartawan seusai melapor kepada Kepala Negara di Bina Graha, Jakarta.

Kendati begitu, Presiden berpesan agar jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Arab Saudi pada musim haji nanti hendaknya benar-benar dengan niat ibadah, dan jangan sampai melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan ibadah haji.

“Jemaah haji kita hendaknya menjadi tamu baik Allah dan tamu baik negara tuan rumah dengan menaati segala peraturan perundang-undangan yang diberlakukan di sana demi keamanan serta kenyamanan pelaksanaan ibadah haji,” katanya sambil menegaskan bahwa Pemerintah RI tetap berpegang pada prinsip tidak mau mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Hubungan Arab Saudi dengan Iran, yang beberapa pekan terakhir mengalami ketegangan, mencapai puncaknya ketika Arab Saudi hari Selasa, akhirnya memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran.

Pemutusan hubungan diplomatik tersebut terjadi sesudah Iran menyatakan akan mengirim 150.000 jemaah haji yang akan melakukan demonstrasi politik di Arab Saudi, sementara Arab Saudi menegaskan hanya akan mengizinkan 45.000 jemaah haji Iran untuk ke Arab Saudi tahun ini dengan alasan keamanan.

Sebagai tanggapan atas adanya penetapan kuota terhadap jemaah haji Iran tersebut, Iran Sabtu lalu menyatakan pihaknya mungkin akan memboikot pelaksanaan ibadah haji tahun 1988 jika kuota itu tetap diberlakukan.

Pada musim haji tahun lalu, Iran juga mengirim sekitar 150.000 jemaah haji ke Arab Saudi, atau paling banyak di antara jemaah negara-negara lain. Ratusan di antara jemaah haji Iran itu tewas ketika terjadi bentrokan dengan petugas keamanan Arab Saudi menyusul adanya demonstrasi jemaah Iran di Mekkah.

 

Jemaah Indonesia Menurun

Menteri Agama Munawir Sjadzali mengatakan jumlah jemaah haji Indonesia tahun 1988 ini diperkirakan agak menurun dibanding tahun lalu yang tercatat mencapai sekitar 57.000 orang.

“Sampai saat penutupan pendaftaran nanti, kita memperhitungkan jumlah Jemaah haji kita mencapai 50.000 orang,”katanya seraya menjelaskan bahwa angka itu berarti di luar dugaan semula.

Munawir menjelaskan bahwa jumlah calon jemaah haji yang terdaftar sampai minggu keempat April lalu mencapai 41 .700 orang, sementara pada periode sama tahun lalu jumlah yang terdaftar mencapai sekitar 48.600 orang.

 

 

Sumber : ANTARA(28/04/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 466-467.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.