MENDAG JERBAR KUNJUNGAN KEHORMATAN KE PRESIDEN

MENDAG JERBAR KUNJUNGAN KEHORMATAN KE PRESIDEN

Jakarta, Antara

Republik Federal Jerman menyadari situasi perekonomian Indonesia sekarang lebih sulit dibanding masa lalu akibat merosotnya nilai dolar AS dan anjlognya harga minyak, namun upaya pemecahan kesulitan tersebut telah berjalan dengan tepat.

Menteri Perekonomian Jerman Barat Martin Bangemmann mengatakan hal itu kepada wartawan sesudah mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Kamis pagi. Sekalipun Indonesia masih tetap menghadapi kesulitan ekonomi, namun Jerbar ingin memperluas kerja sama di bidang ini.

Ia mengatakan dalam pertemuan itu ia telah menyampaikan keinginan negaranya menjalin dua bentuk kerja sama, yakni perpaduan cara tradisional seperti berjalan sekarang ini misalnya dalam pengembangan pertanian dan juga dalam bidang teknologi canggih karena Indonesia telah memasuki tahapan industrialisasi.

Dicontohkannya, bentuk ketja sama baru itu antara lain dalam bidang investasi, pembentukan usaha patungan, serta pariwisata. Ketika berbicara tentang kerja sama dibidang energi, Bangemann yang didampingi Dubes Jerbar untuk Indonesia Theodor Wallau mengatakan hal itu amat penting.

Karena Indonesia telah melampaui tahapan pertama pembangunan di sektor pertanian dan memasuki industrialisasi maka kebutuhan energi akan melonjak sehingga sumber daya alam seperti minyak mentah dan batubara perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin.

“Jerman Barat mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam mengembangkan batubara,” katanya.

Karena itu pihaknya beniat ikut membangun PLTN di Indonesia, sebab 1/3 kebutuhan listrik di negaranya berasal dari nuklir dengan standar keselamatan yang tinggi. Selain itu para ahli di negaranya telah mengembangkan jenis-jenis reactor nuklir yang baru.

Ketika berbicara tentang ketja sama di bidang perhubungan laut, ia menjelaskan Indonesia telah membeli enam kapal buatan Jerman Barat dan Indonesia bisa membeli lebih banyak lagi.

Dalam kesempatan itu, kepada Bangemmann juga diajukan pertanyaan tentang sikap pemerintahnya bagi penghapusan subsidi seperti yang dituntut Amerika Serikat.

Jerman Barat, katanya, menentang adanya subsidi namun dalam kenyataannya Amerika Serikat sendiri sebagai salah satu negara besar di dunia juga memberikan subsidi.

“Usaha menghapuskan subsidi merupak an hal yang sangat sulit karena menyangkut masalah politik.”

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (11/02/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 259-260.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.