Surabaya, 7 Oktober 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Jakarta
MENGAGUMI BAPAK [1]
Dengan hormat,
Sebelumnya saya mohon maaf atas kedatangan surat ini, tetapi karena hati nurani saya yang lama kelamaan tidak dapat menerima kenyataan yang ada sekarang ini, terutama yang menyangkut pribadi Bapak.
Yth, Bapak Soeharto.
Saya bukanlah aktivitas maupun pendukung Golkar atau parpol, saya adalah bagian dari rakyat kecil biasa yang bangga akan Bapak. Saya kagum terhadap Bapak, yang tampak sederhana dan bersahaja, sehingga saya sangat yakin bahwa tuduhan/hujatan dari sebagian kecil masyarakat kita ini adalah tidak benar. Karena mereka-mereka ini hanya ingin mencari simpati masyarakat luas saja.
Yth. Bapak Soeharto,
Menurut pengamatan saya (tapi belum melakukan survey/penelitian) bahwa sebenarnya masyarakat kecil baik yang di desa-desa, di kampung-kampung maupun di kota Surabaya ini pada umumnya sangat menyesali adanya hujatan-hujatan terhadap Bapak, bahkan mereka merasa kasihan dan cenderung merasa simpati kembali kepada Bapak.
Masyarakat pada umumnya masih melihat jasa dan perjuangan Bapak terhadap negeri ini sangatlah besar, termasuk terhadap diri saya yang dapat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga sampai selesai pada tahun 1989/1990.
Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Bapak untuk selalu tabah, ikhlas dan selalu menjaga kesehatan serta sujud sumarah dhateng ngarsanipun Gusti Allah. Karena hanya Dialah yang akan mengatur semuanya.
Saya juga sangat yakin, bahwa selain saya yang mendoakan kebaikan Bapak, masyarakat pun masih sangat banyak yang mendoakan kebaikan untuk Bapak.
Kiranya cukup sekian dulu ungkapan perasaan saya ini dan atas perhatian dan kesediaan Bapak membaca surat ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga Bapak selalu diberi kesehatan dan lindungan Allah SWT. (DTS)
Hormat saya,
Kirtyo Budi Djatmiko, S.H.
Surabaya
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 128-129. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.