MENGHADAPI TAHUN-TAHUN SULIT SANGAT DIPERLUKAN PERSATUAN NASIONAL

MENGHADAPI TAHUN-TAHUN SULIT SANGAT DIPERLUKAN PERSATUAN NASIONAL

 

Presiden pada Harkitnas di Balai Sidang :

 

Presiden Soeharto menegaskan, bahwa hanya dengan persatuan nasional kita akan berhasil membangun masa depan kita menuju cita-cita bangsa.

Penegasan Kepala Negara tersebut diucapkan dalam amanatnya pada upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional 1986 (Harkitnas ’86) yang dilangsungkan di Balai Sidang Senayan, Selasa pagi kemarin.

Dalam kaitan tersebut Presiden lebih lanjut mengajak seluruh bangsa Indonesia, dalam suasana memperingati Hari Kebangkitan Nasional sekarang untuk memetik pelajaran berharga dari hari bersejarah ini, yakni semangat persatuan nasionalnya.

Menurutnya, persatuan nasional tersebut sekarang mempunyai kekuatan pengikat yang sangat lmat, ialah dengan ditegaskannya bahwa Pancasila adalah merupakan satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penegasan tersebut, menurut Kepala Negara sama sekali tidak berarti bahwa kita menghilangkan perbedaan diantara kita yang bercermin dalam kebhinekaan kita.

Justru penegasan mengenai Pancasila sebagai satu-satunya asas tersebut memberi nafas segar, menggerakkan dinamika dan mendorong kreativitas dalam rangka memberi makna pada semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila sebagai satu-satunya asas justru memberi kesempatan yang sebesar-besarnya kepada segenap lapisan dan golongan masyarakat, kepada kaum laki-laki maupun wanita, kepada semua generasi, untuk berlornba­lomba rnemberi sumbangan yang sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya kepada pelaksana pembangunan sebagai pengarnalan Pancasila.

Persatuan Nasional sangat di perlukan dewasa ini di saat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia menghadapi tahun-tahun yang sulit.

Diingatkan oleh Presiden, janganlah pikiran, perhatian dan tenaga kita terpecah untuk mengatasi hal-hal yang kurang perlu.

Semua pikiran, perhatian dan tenaga kita harus kita curahkan untuk menenangkan perjuangan penting dalam melanjutkan pembangunan kita dalam menghadapi tahun-tahun yang penuh ujian.

Menghadapi tahun-tahun yang berat itu, kita tidak pernah akan berkecil hati. Kita adalah bangsa pejuang dan sejarah telah membuktikan bahwa kita berhasil keluar dengan selamat dari segala macam ujian dan cobaan di masa lampau. Ucap Kepala Negara menegaskan.

Sekarang pun kita penuh rasa percaya pada diri sendiri, bahwa dengan persatuan yang kuat kita akan dapat mengatasi segala ujian dan cobaan yang menghadang di depan kita, tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Presiden Soeharto mengajak kepada segenap bangsa Indonesia, bahwa sebagai bangsa pejuang yang melahirkan kemerdekaan nasionalnya dengan kekuatannya sendiri, untuk menjadikan peringatan hari bersejarah ini sebagai pembaham semangat akan kepercayaan pada diri sendiri itu.

“Memang, tidak bisa lain, kita harus mengandalkan kepada kekuatan sendiri…… “ucap Presiden menambahkan.

Kekuatan itu menurut Kepala Negara adalah pada manusia Bangsa Indonesia, di mana generasi muda mempakan andalan utama kekuatan bangsa tersebut.

Dalam kaitan tersebut, maka generasi muda bangsa Indonesia harus menyiapkan diri sebaik-baiknya agar dapat melanjutkan, memperluas dan meningkatkan pembangunan bangsa demi masa depan generasi muda itu sendiri dan demi masa depan bangsa Indonesia dan generasi ke generasi sepanjang masa.

Pagelaran “Gita Persada Indonesia”

Menurut Menteri Penerangan Harmoko selaku Ketua Umum Peringatan Harkitnas 1986, tema peringatan Harkitnas 1986 adalah “Dengan jiwa dan semangat Kebangkitan Nasional kita mantapkan kehidupan Demokrasi Pancasila”.

Tema tersebut, menurut Menpen sangat erat kaitannya dengan usaha mewujudkan gerakan pengalaman Pancasila, walaupun disadari bahwa pengamalan Pancasila tersebut mempakan proses yang panjang.

Sementara itu, dalam laporannya Gubemur DKI Jakarta R. Soeprapto selaku Ketua Pelaksana Peringatan Harkitnas 1986, mengatakan, bahwa peringatan Harkitnas tahun ini tidak seperti pada penyelenggara tahun lalu yang diramaikan dengan pawai lintasan sejarah.

Peringatan Harkitnas 1986 kemarin yang selain dihadiri oleh Presiden, dihadiri pula oleh Ibu Tien Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Umar Wirahadikusumah, Para Pejabat Tinggi negara, para Menteri Kabinet Pembangunan IV serta, para Dubes negara sahabat di Jakarta, telah dimeriahkan dengan pergelaran tari dan nyanyi yang diberi nama “Gita Persada Indonesia “.

Dalam pagelaran yang mendapat perhatian dari Presiden tersebut, mengungkapkan puncak-puncak episode sejarah kejayaan dan perjuangan bangsa yang digambarkan dalam bentuk tarian dan nyanyian (semacam operete) yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi serta mahasiswa/siswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta yang seluruhnya berjumlah sekitar 110 orang.

Seusai menyaksikan pagelaran tari dan nyanyi tersebut, Ibu Tien Soeharto dan Ibu Umar Wirahadikusumah dengan didampingi Presiden dan Wapres. Telah berkenan menyerahkan karangan bunga kepada tiga orang wakil peserta pagelaran, dan kemudian upacara peringatan Harkitnas 1986 kemarin diakhiri dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan. (RA)

 

 

Jakarta, Berita Buana

Sumber : BERITA BUANA (21/05/1986)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 402-405.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.