PRESIDEN TERIMA UTUSAN LIBIA
Presiden Soeharto ketika menerima utusan Libia Rabu malam di kediamannya jalan Cendana mengatakan Indonesia menyarankan agar setiap konflik dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Ini dikemukakan Kepala Negara sehubungan dengan adanya permintaan pihak Libia yang disampaikan melalui utusan yang beranggotakan lima orang itu untuk memberikan dukungan atas suatu prakarsa konperensi mengenai terorisme yang dilaksanakan oleh PBB dalam rangka mencari batasan tentang arti terorisme.
Sekjen Deplu Sudharmono yang menyampaikan keterangan ini kepada pers Kamis siang di Pejambon. Selanjutnya menjelaskan Libia meminta Indonesia untuk mendukung prakarsanya ini karena Indonesia tergabung dalam PBB. OKI (Organisasi Konperensi Islam), maupun anggota gerakan Non-Blok.
Presiden menurut Sekjen Deplu itu menjelaskan peran PBB memang untuk menghindari berbagai konfrontasi sedangkan gerakan Non Blok itu sendiri berupaya untuk menghindari sengketa di antara para anggotanya karena dengan demikian gerakan itu akan lebih efisien.
Presiden Soeharto pada kesempatan itu menyatakan terima kasih atas penjelasan yang disampaikan utusan Libia itu serta mendoakan agar konflik akan dapat di selesaikan dengan baik.
“Namun tidak dijelaskan penyelesaian apa yang dikehendaki Libia” ujar Sudharmono.
Utusan Libia direncanakan akan bertolak Jumat petang untuk meneruskan perjalanan ke Maladewa.
Menurut Sudharmono, utusan itu berpendapat kontak pertama yang dilakukannya secara langsung dengan pihak Indonesia untuk menyampaikan informasi langsung atas kejadian 15 April (serangan udara AS) akan sangat bermanfaat. (RA)
…
Jakarta, Sinar Harapan
Sumber : SINAR HARAPAN (22/05/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 405-406.