Bengkulu, 27 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto dan Keluarga
di Ibu Kota Jakarta
MENGUTUK ORANG YANG MENGHINA BAPAK [1]
Dengan segala hormat,
Dengan penuh kerendahan hati serta rasa sedih dan kecewa yang sangat mendalam saya menyampaikan kepada Bapak H.M. Suharto dan keluarga sebagai berikut.
Sebagai wong cilik yang tamatan SD dan resmi jadi anggota GOLKAR pada tahun 1985, saya sangat mengutuk perbuatan orang-orang yang telah menghina Bapak dan keluarga.
Secara kebetulan tanggal dan bulan kelahiran saya sama dengan Almarhumah Ibunda Tien Soeharto (23 Agustus). Saya selalu mendo’akan semoga Bapak dan keluarga mendapat amal yang baik di sisi Allah Swt atas kerja Bapak memimpin negara ini selama lebih kurang 30 tahun. Saya, sebagai wong cilik yang masih terlilit kredit macet Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) pada BANK BNI Cabang Bengkulu. Mengucapkan terima kasih, karena negara ini bisa berkembang dan maju atas kepemimpinan Bapak.
Mudah-mudahan Bapak dan keluarga mendapat lindungan dari Allah SWT. Amiiiiiiiin . (DTS)
Hormat dan salam saya,
Syarifuddin Sutan Basa
Bengkulu
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 582. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.