MENHANKAM: NORMALISASI HUBUNGAN RI-RRC ADA BAIKNYA DILANJUTKAN
Jakarta, Antara
Menhankarn L.B. Moerdani menyatakan proses normalisasi hubungan RI-RRC yang kini sedang dirintis ada baiknya dilanjutkan, walaupun tidak secara serta merta.
Pernyataan itu dikemukakan Menhankam atas pertanyaan wartawan di Jakarta, Selasa, selesai mengantar Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam,Mayjen Pengiran Haji Ibnu bin PDP Pengiran Haji Apong, yang menemui Presiden Soeharto di Bina Graha.
“Saya kira hubungan yang sedang dirintis itu ada baiknya dilanjutkan, walaupun dengan sendirinya tidak serta merta,” kata Moerdani singkat ketika ditanya ‘apakah normalisasi hubungan RI-RRC perlu dilanjutkan sehubungan situasi politik eli Cina akhir-akhir ini.
Sebelum ada pernyataan Menhankam itu, berbagai komentar telah dilontarkan oleh sejumlah tokoh tentang proses normalisasi hubungan RI-RRC.
Gubernur Lemhanas Mayjen TNI Soebijakto, misalnya, atas pertanyaan wartawan baru-baru ini menyarankan supaya Indonesia mengkaji kembali normalisasi hubungan tersebut mengingat situasi politik di Cina belakangan ini.
Menhankam mengatakan bahwa komentar-komentar yang ada itu hanya pendapat pribadi, sedangkan Pemerintah Indonesia belum menentukan pendapatnya.
Wakil Menhan Brunei Darussalam menemui Presiden Soeharto dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia selama empat hari sejak Senin, atas undangan Pemerintah RI.
Kepada Kepala Negara, Wakil Menhan Brunei memberitahukan keputusan negaranya untuk membeli pesawat CN-235 buatan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung bagi kepentingan angkutan Angkatan Perang Brunei.
Menurut Moerdani, pesawat CN-235 buatan Indonesia yang dibeli Brunei tersebut berjumlah tiga buah untuk tahap pertama.
Presiden Soeharto melalui Wakil Menhan Brunei membalas salam Sultan Brunei, serta mengucapkan terima kasih atas keputusan Brunei memilih produk Indonesia itu.
Wakil Menhan Brunei dalam kunjungannya ke Indonesia akan melihat IPTN di Bandung. Di samping itu, ia juga akan melihat industri sejumlah produk Indonesia lainnya yang ada di Bandung, untuk perlengkapan militer Brunei, seperti sepatu dan tekstil.
Sumber : ANTARA (04/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 255-256.