MENHUT: TPTI BELUM MENGGEMBIRAKAN, HTI MEMUASKAN

MENHUT: TPTI BELUM MENGGEMBIRAKAN, HTI MEMUASKAN[1]

 

 

Jakarta, Antara

Menteri Kehutanan Ir. Djamaloedin Soerjohadikoesoemo mengatakan pengelolaan hutan sistem Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI) belum menggembirakan, namun sistem Rutan Tanaman lndustri (HTI) cukup memuaskan.

“TPTI belum tertangani secara sungguh-sungguh, sedangkan HTI mampu menyed iakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan,” kata Menhut di Palembang Kamis, seusai meninjau beberapa obyek pemba ngunan kehutanan di Provinsi Sumatera Selatan.

Menteri pada kunjungan kerja sehari itu, meninjau perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sylva di Kabupaten Musi Banyu Asin dan PT. Sebangun Bumi Andalas di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kedua perusahaan itu mengelola hutan dengan sistem TPTI.

Menhut didampingi Dirjen Pengusahaan Hutan merangkap Dirjen Perlin dungan Hutan dan Pelestarian Alam Ir.Sutisna dan Kakanwil Kehutanan Sumsel Soetarjo, juga meninjau PT. Musi Hutan Persada, pemilik HPH dan pengelola hutan sistem HTI di Kabupaten Muara Enim.

Menurut Menhut, ada keprihatinan terhadap perusahaan HPH yang menggunakan sistern TPTI karena tenaga pelaksana, manajemen dan pengawasan, dan pelaksanaan konversi belum tertangani dengan baik.

“Seperti yang terjadi di PT. Sylva, tenaga pelaksana TPTI-nya ternyata kurang mampu membedakan jenis pohon miranti yang harus ditanam di hutan tersebut,” katanya.

Menhut menyebutkan, kelemahan manajemen dan pengawasan TPTI, terutama terlihat pada saat membuat rencana karya pengusahaan hutan (RKPH)jangka panjang dan rencana karya lima tahunan (RKLT), serta rencana karya tahunan (RKT).

“Rencana atau keinginan mereka sering tidak sesuai dengan kemampuan dan kenyataan yang miliki dalam mengelola hutan,” katanya. Menteri mengingatkan, Pengusaha seharusnya, menanam kembali pohon miranti, jelutung, atau sungkai yang telah ditebang, di areal yang sama supaya kelestarian lahan hutan dapat terjaga dengan baik.

Meskipun keberadaan TPTI kurang menggembirakan, kata Djamaloedin, masih ada harapan untuk perbaikan  asal ada kemauan dan kesungguhan pengusah melaksanakan kewajibannya.

Kemakmuran Rakyat

Sementara itu, program HTI PT. Musi Hutan Persada, yang merupakan patungan BUMN PT. Inhutani II dengan PT. Enim Musi Lestari, diharapkan men ingkatkan kemakmuran rakyat di sekitar perusahaan tersebut.

“Usaha itu menyerap 11.000 tenaga kerja, jauh lebih banyak dari daya tampung suatu pabrik, kondisi ini sangat menguntungkan bagi kehidupan orang banyak,” katanya. Menhut melihat, sistem HTI yang diterapkan perusahaan itu bisa memenuhi harapan Presiden Soeharto agar HTI menyerap 50 persen perambah hutan berpindah, di daerah sekitarnya. (T.PU16/10:30PM/ EU-09/ 3/06/93 23:27)

Sumber: ANTARA (03/06/1993)

____________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 459-460.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.