MENPERTAMB  TTG  SPEKULASI HARGA MINYAK  OPEC

MENPERTAMB  TTG  SPEKULASI HARGA MINYAK  OPEC

 

 

 

Jakarta, Antara

OPEC melihat gejolak harga minyak dipasaran tunai dewasa ini akibat pengaruh spekulatif, bukan karena adanya perubahan pada penawaran dan permintaan, kata Menteri setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Cendana Jakarta, Menteri menjelaskan kepada wartawan bahwa OPEC belum mengambil tindakan apapun menghadapi gejolak harga itu, namun tetap mengamati perkembangan.

Harga minyak Brent di pasaran tunai Eropa pekan lalu melonjak menjadi 21,00 dolar AS/barel dan minyak Western Texas Intermediate (WTI) menjadi 22,60 dolar/barel, akibat ketegangan yang meningkat di kawasan Teluk Parsi. Namun sekarang harga Brent turun lagi menjadi 19 dan WTI 20,50 dolar/barel.

“Jadi jelas gejolak itu bersifat spekulatif, sehingga kita tidak perlu tergesa-gesa melakukan tindakan atau perubahan,” kata Subroto.

Harga resmi minyak Indonesia sendiri, Minas misalnya, masih tetap 17,56 dolar/barel, meskipun Subroto mengakui adanya gejolak di pasaran tunai.

Menurut sumber yang mengetahui, harga Minas di pasaran tunai Singapura pernah mendekati tingkat 19 dolar/barel setelah harga-harga minyak di pasaran tunai Eropa dan AS melonjak.

“Kita belum dapat menarik kesimpulan apakah gejolak harga Minas di pasaran tunai itu karena memang permintaan lebih banyak  atau hanya akibat pengaruh psikologis,” ujar Subroto.

Indonesia, katanya, sedang mengamati pengaruh pasaran di Eropa dan AS terhadap pasaran Jepang, tempat tujuan sebagian besar ekspor minyak Indonesia.

Atas pertanyaan wartawan,  Subroto menjelaskan sistem penjualan minyak Indonesia sekarang adalah “volume dan pengapalan berdasarkan kontrak jangka panjang (satu tahun) namun harganya ditinjau kembali setiap bulan.”

Produksi minyak Indonesia untuk triwulan ketiga tahun ini 1,19 juta barel/hari, meningkat dibanding triwulan kedua 1,13 juta bareI.

“Itu sesuai dengan ketetapan OPEC yang menaikkan kuota produksi dari 15,8 juta menjadi 16,6 juta barel/hari,” katanya.

Total ekspor minyak Indonesia sekarang sekitar 500.000 barel/hari, di antaranya sekitar 300.000 barel ke pasaran Jepang.

Atas pertanyaan wartawan, Menteri mengatakan bagian pasar (market-share) minyak Indonesia di pasaran Jepang kini lebih tinggi dari 11 persen, namun belum mencapai kembali tingkat yang dianggap normal, 15 persen. (LS)

 

 

Sumber: ANTARA (25/07/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 499-500.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.