Mereka Tidak Suka Anak-anak Bapak

Kepada

Yang Terkasih Bapak Soeharto

Jl. Cendana Jakarta

MEREKA TIDAK SUKA ANAK-ANAK BAPAK [1]

Salam damai sejahtera dalam kasih Kristus

Bapak, sengaja kami menulis dengan gaya yang tidak resmi, karena kami ingin menulis surat seperti kepada Bapak kami sendiri. Bapak memang tidak mengenal kami, tapi Bapak selalu ada di hati kami. Kami terkesan sekali dengan sikap Bapak sebagai Presiden.

Bagi kami Bapak adalah orang yang bijaksana, ramah dan baik hati. Kami sangat sedih ketika Bapak mengalami peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan di hati. Kami juga sedih mendengar sebagian orang menjelek-jelekkan Bapak. Tidak semua dari mereka membenci Bapak, tapi mereka biasanya tidak suka kepada anak-anak Bapak.

Kami sendiri tidak begitu paham mengenai isu tentang anak-anak Bapak. Bapaklah yang paling mengerti. Mungkin ada baiknya sebagai orangtua, Bapak mau mengoreksi diri.

Terlepas dari semua itu. kami mengasihi Bapak dan ikut prihatin dengan apa yang terjadi pada Bapak. Maraknya demonstrasi sekarang ini kadang-kadang hanya karena ikut-ikutan saja, supaya diketahui bahwa mereka pro Reformasi sehingga tidak dimusuhi oleh yang lain.

Memang, semua menginginkan Reformasi di segala bidang, dan itu sangat baik karena praktek KKN memang terjadi di mana-mana. Kami yakin siapapun yang menjadi pemimpin. praktek KKN tidak akan hilang sepenuhnya. Kami yakin Bapak mengerti akan hal ini.

Kami harap Bapak kuat dan tabah menerima hal-hal yang terjadi ini. Jangan merasa gagal dan kecewa, karena Tuhanlah yang mengerti hati Bapak dan memperhitungkan apa yang sudah Bapak lakukan untuk Bangsa ini.

Kami yakin. Tuhan punya rencana lain yang indah buat Bapak. Kami tahu Bapak adalah seorang yang taat beribadah tapi kami ingin Bapak juga mengenal Tuhan kami Yesus Kristus. Kami tidak bermaksud mempengaruhi Bapak, tapi kami menyampaikan hal ini dengan tulus karena kami benar-benar mengasihi Bapak.

Bapak sekian surat dari kami dan terus terang kami merasa kehilangan. Sosok Bapak dan senyum khas Bapak tidak dapat kami lihat lagi lewat Televisi, tapi do’a kami tetap untuk Bapak. (DTS)

Ananda

Ester dan Rachel

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 381-382. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.