Tengarong, 2 Desember 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Jakarta
NAMA BAPAK TERCATAT DALAM SEJARAH [1]
Dengan hormat,
Pertama-tama kami mohon maaf, jika kedatangan surat ini mengganggu Bapak. Bagaimana keadaan Bapak saat ini, mudah-mudahan dalam keadaan sehat-sehat saja. Kami menulis surat ini karena didorong oleh rasa simpati yang dalam terhadap Bapak Soeharto dan keluarga. Kami tidak setuju terhadap orang-orang yang menghujat Bapak Soeharto dan keluarga, baik itu tokoh masyarakat maupun mahasiswa. Kami merasa heran mengapa orang-orang begitu bernafsu mengadili Bapak. Terus terang, sampai saat ini, kami masih percaya terhadap Bapak Soeharto. Bagaimanapun Bapak telah membawa negara Indonesia kepada kemakmuran. Kami yakin, Pak Soeharto nanti pasti tercatat dalam sejarah bangsa sebagai presiden yang dapat bertahan lama dalam memangku jabatan.
Melalui surat ini kami kirimkan 1 lembar SHP, mohon Pak Soeharto bersedia menandatanganinya dan mohon dapat dikirim kembali kepada kami. Dan juga bila Pak Harto masih punya SHP yang sudah ditandatangani sudilah memberi kami beberapa lembar. Jika Bapak tidak berkeberatan kami juga mohon dikirim buku “Manajemen Soeharto dan buku Otobiographi Pak Harto.
Semoga Allah tetap memberikan kekuatan dan rahmatnya kepada Pak Soeharto dan keluarga. Amiin. (DTS)
Hormat kami,
Sukardi
Kalimantan Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 205. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.