ORGANISASI TANPA BENTUK HARUS DIWASPADAI 

ORGANISASI TANPA BENTUK HARUS DIWASPADAI [1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Presiden Soeharto mengingatkan agar masyarakat perlu waspada terhadap Organisasi Tanpa Bentuk (OTB). Pasalnya, mereka secara aktif melakukan gerakan dari pintu ke pintu (door to door), khususnya kepada generasi muda yang rentan pada masalah keadilan dan sejenisnya. Hal tersebut dikemukakan Menpora Hayono Isman seusai melapor kepada Kepala Negara di Jl Cendana. Jakarta. kemarin. Menurut Menpora, OTB ini sekarang mulai marak dan ingin memperlemah ketahanan nasional. Dalam aksinya mereka berupaya memasukkan pemikiran non­ Pancasila dengan mengatas namakan hak asasi manusia, keadilan dan keterbukaan.

Karena itu katanya. Presiden mengingatkan agar peristiwa G30S/PKI jangan sekali-kali dilupakan oleh kaum muda.”Sebab kendali sekarang komunisme secara fisik sudah tidak ada tetapi pemikirannya masih ada. Dan sasaran yang paling empuk adalah para pemuda yang tidak mengalami kepahitan sejarah G30S/PKI, “tutur Hayono Isman mengutip Kepala Negara.

Para pemuda dan mahasiswa lanjut Menpora memang memiliki naluri alami untuk menegakkan keadilan dan kebenaran sehingga pemikiran komunis mudah sekali masuk.

“Jadi, mahasiswa memang harus kritis. Namun pada sisi kritisnya itu hendaknya selalu didasarkan pada ideologi Pancasila. bukan ideologi atau pemikiran lain apalagi komunisme,” ujannya.

Untuk itu dia mengharapkan agar Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti PMII, FKPPI, GPAnsor. para senat mahasiswa harus menjadi pelopor dalam meng-counter pelayanan door to door yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyampaikan pemikirannya sehingga dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebab, menurut Hayono Isman, cara-cara yang lama tidak bisa lagi dilakukan. Pasalnya, kita telah memasuki era yang berbeda yaitu era keterbukaan, karena itu pendekatan melalui keterbukaan yang lebih luas lagi mutlak dikembangkan. Pada masa lalu, lanjutnya peran ABRI sangat dominan, tetapi di masa kini cara dengan senjata itu sudah tidak sesuai lagi.”Kita sekarang harus menggunakan nalar yaitu dialog khusus dengan generasi muda,” kata Menpora.

Hayono mengungkapkan kini ada generasi muda yang secara jelas mendukung dan menghargai mantan anggota Lekra, dengan tidak mau mempertimbangkan faktor sejarah bangsa yang sangat getir karena dilukai oleh Partai komunis. “Jika sin1pati itu sifatnya dilandaskan pada kemanusiaan memang baik tetapi kalau sudah dilandaskan pada pemikiran ingin mengembangkan komunis maka berbahaya” tandasnya.

Jadi dia mengingatkan OKP jangan hanya gencar melakukan kegiatan saat kongres, munas atau perayaan hari jadinya saja. Namun, harus melakukan dialog two way traffic secara lebih mendalam dengan para pemuda dan mahasiswa “Kalau tidak, ya jangan salahkan bila para mahasiswa mendapat masukkan pemikiran yang tidak sesuai dengan Pancasila.”ungkapnya. Pada bagian lain, Menpora menjelaskan, OTB itu juga melemparkan berbagai isu dan kritik yang bersifat tidak proporsional melalui internet serta pamplet dan lain­ lainnya.

Salah satu kritik yang tidak proporsional itu tuturnya adalah mengenai keberadaan konglomerat, kritik itu sudah mencakup pertentangan kelas antara arus bawah dan atas. “Mereka mempertentangkan keberadaan konglomerat dengan arus bawah”. Padahal tegas Menpora keberadaan antara masyarakat yang mampu dan yang kurang mampu merupakan hal alamiah dan wajar dalam kehidupan. Keduanya bukan malah dipertentangkan atau dibeda-bedakan, tetapi tetap dalam fungsi kernitraan. Karena itu jelasnya pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang akan dicanangkan penggunaan sistem informasi komputer internet oleh organisasi pemuda “Jadi jangan sampai para pemuda secara pribadi dan individu sudah menggunakan internet, tetapi organisasi belum .” Ia memberi contoh bahwa mahasiswa di luar negeri mengetahui berbagai isu seperti Timtim dari internet karena itu organisasi pemuda harus bisa memberikan infonnasi yang benar melalui internet. Penggunaan internet ini akan diawali oleh Sekretariat DPP KNPI dan diharapkan diikuti oleh Ormas Pemuda lainnya, katanya.

Sumber: MEDIA INDONESIA (07/10/1995)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 280-282.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.