PAK HARTO LAKUKAN SEJUMLAH PERTEMUAN BILATERAL DI OSAKA[1]
Osaka, Media Indonesia
Mendahului pertemuan puncak para pemimpin ekonomi APEC , Presiden Soeharto, Sabtu pekan lalu melakukan pembicaraan bilateral dengan sejumlah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Sampai dengan detik-detik terakhir pertemuan para pemimpin ekonomi APEC yang berlangsung kemarin (19 November) Kepala Negara terus melakukan konsultasi dengan para pejabat tinggi untuk mematangkan isi deklarasi dan agendaaksi yang akan dimunculkan, demikian laporan wartawan Media Retno Indarti dan Marcyanus Donny dari Osaka, semalam. Menteri Sekretaris Negara Moerdiono saat menjelaskan pertemuan bilateral tersebut mengatakan, bahwa para pemirnpin ekonomi APEC yang bertemu dengan Presiden sepakat bahwa AELM harus menghasilkan hal-hal yang merupakan kelanjutan dari yang telah disepakati pada pertemuan Bogor, berupa agenda aksi dan deklarasi para pemimpin.
“Agenda Aksi tersebut merupakan hal yang diperintahkan oleh para pemimpin APEC saat bertemu di Bogor tahun lalu, ujarnya. Para menteri ditegaskan untuk merumuskannya kemudian ditimbang-timbang dan diambil keputusannya.”
Pada kesempatan tersebut, ungkap Moerdiono, para pemimpin juga membahas tentang ketidakhadiran presiden AS Bill Clinton di Osaka. Menurut Mensesneg, para pemimpin APEC sependapat ketidakhadiran Clinton di Osaka memang disayangkan, tetapi tidak akan mengurangi bobot dari hasil AELM. Mensesneg mengharapkan ketidakhadiran Clinton bisa menghapuskan sebagian kecil bahwa AELM berada di bawah bayang-bayang Clinton. “Para pemimpin APEC umumnya berketetapan hati untuk memajukan rakyat Asia Pasifik.” Kepala Negara, kemarin, sejak pagi hingga sore secara bergantian menerima sejumlah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Yang diterima adalah PM Selandia Baru Baru Jim Bolger, PM Australia Paul Keating, PM Singapura Goh Chok Tong, Presiden Meksiko Ernesto Zedillo Ponce de Leon, Ketua Delegasi Cina dan Sultan Brunai Darussalam Hassanat Bolkiah. Selain itu, Presiden juga melakukan kunjungan kehormatan kepada PM Jepang Tomiichi Murayama di kediaman resmi Walikota Osaka. Pada pertemuan dengan PM Jim Bolger, Mensesneg mengemukakan disepakati untuk lebih meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. Kedua negara, ujarnya, juga sepakat untuk melakukan evaluasi tentang perkembangan keadaan karena bila terlambat diantisipasi maka, kesempatan yang terbuka akan hilang. Sementara dalam pertemuan dengan PM Keating,jelas Mensesneg , kedua negara ingin lebih meningkatkan hubungan ekonomi dan kebudayaan. Sedangkan dengan PM Goh Chok Tong, tuturnya, keduanya ingin lebih meningkatkan kerjasama kawasan di P. Batam. “Investasi Singapura makin banyak dan mereka memaharni masih diperlukan waktu agar investasi yang telah ditanam bisa memberi hasil yang berarti.” Pertemuan dengan Presiden Meksiko, kata Moerdiono, terungkap bahwa ingin belajar dari pengalaman masing-masing baik yang menyangkut keberhasilan mereka maupun juga ketidakberhasilan dalam pembangunan. Untuk itu, ujarnya, Presiden Soeharto mengundang Presiden Meksiko untuk berkunjung ke Indonesia pada waktu yang dianggap tepat. Para pemimpin ekonomi APEC semalam menghadiri jamuan santap malam yang diselenggarakan oleh PM Tomiichi Murayama di Hotel Royal, Osaka. Pada jamuan santap rnalam itu, PM Murayama mengatakan Agenda Aksi yang akan dikeluarkan hari ini menetapkan dua langkah penting, yakni merealisasikan langkah-langkah nyata bagi hubungan dagang & investasi serta menciptakan era baru yang historis bagi Asia Pasiflk. Jepang telah memberikan lebih dari 10 miliar Yen kepada APEC Central untuk membiayai berbagai proyek yang berkaitan dengan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan serta investasi. (B-2)
Sumber: MEDIA INDONESIA (20/11I1995)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 307-309.