PAK HARTO SERING SINGGAH DI KENDARI KETIKA MENJABAT PANGLIMA PEMBEBASAN IRIAN BARAT

PAK HARTO SERING SINGGAH DI KENDARI KETIKA MENJABAT PANGLIMA PEMBEBASAN IRIAN BARAT

 

 

Kendari, Merdeka

Presiden Soeharto menilai, Sulawesi Tenggara sekarang sudah mengalami banyak kemajuan dan sungguh sangat berbeda bila dibanding dengan apa yang disaksikannya ketika menjabat sebagai Panglima Komando Mandala untuk pembebasan Irian Barat (Irja) 28 tahun lalu.

“Apalagi dengan 28 tahun lalu, dengan keadaan dua tahun lalu saja sudah sangat berbeda,” kata Kepala Negara dalam acara tatap muka dan temu wicara dengan para nelayan, petani, karyawan, wanita serta pemuda se-Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari, Senin.

Temu wicara di dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang baru diresmikan hari itu berlangsung dalam suasana hidup, diselingi humor-humor Kepala Negara sehingga lahir suasana akrab.

Presiden yang didampingi Nyonya Tien Soeharto, beberapa menteri dan Gubemur Sultra Alala, mengemukakan, daerah Sultra sudahkerap kali dikunjunginya, terutama pada waktu Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat (sekarang Irian Jaya).

Dalam kedudukannya sebagai Panglima Komando Mandala, kata Presiden, yang selalu membuatnya maju ke garis depan di pulau-pulau dekat Irian Jaya, singgah di daerah Sultra merupakan suatu keharusan untuk keperluan mengisi bahan bakar pesawat terbang yang ditumpanginya.

“Waktu itu saya saksikan pembangunan di Sultra ini dan keadaan pada waktu itu (tahun 1962) atau 28 tahun lalu, sungguh sangat berbeda dengan keadaan sekarang,”kata Kepala Negara yang menambahkan ‘jangankan dengan 28 tahun lalu, dengan dua tahun lalu saja sudah sangat berbeda”.

Hal ini berarti kemajuan-kemajuan yang telah dicapai berkat pembangunan dan keikutsertaan rakyatnya untuk berpartisipasi dalam membangun daerahnya di bawah pimpinan Pemda dengan strategi yang tepat, yaitu memperhatikan pembangunan-pembangunan desa.

Presiden mengatakan Strategi dan pendekatan Gerakan Desa Makmur Merata (Gersamata) yang diterapkan oleh Pemda Sultra cukup berhasil sehingga menjadinya terkenal, tidak saja bagi rakyat Sultra tapi juga oleh rakyat daerah-daerah lainnya di tanah air.

 

Kebutuhan

Dalam temu wicara yang dipancarluaskan langsung oleh RRI dari Kendari itu, Presiden Soeharto mengatakan, kalau dulu biaya hidup Sultra termasuk tinggi maka sekarang sudah tidak demikian lagi.

“Hal ini terjadi karena segala sesuatu kebutuhan yang dulu harus didatangkan dari daerah lain, sekarang sudah dapat dihasilkan dipenuhi sendiri oleh daerah Sultra,” jelas Kepala Negara.

Segala sesuatu yang ditanam temyata serba berhasil dan dengan kondisi tersebut berarti apa saja yang ditanam atau dilaksanakan di daerah itu pasti berhasil, tidak saja hanya mengenai kebun coklatnya tapi juga jambu mente, pertanian, perikanan, peternakan dan sebagainya semuanya serba berhasil, kata Presiden.

Dikatakan, keadaan demikian berarti menambah pendapatan rakyat Sultra untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, sehingga dapat terwujudlah suatu kondisi apa yang dibeli harganya selalu murah karena sudah dihasilkan sendiri dan rakyat juga memang memiliki penghasilan untuk membelinya.

Sekalipun sudah banyak kemajuan yang telah dicapai, masyarakat Sultra hendaknya terus memeras keringat guna mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, demikian Kepala Negara. (SA)

 

 

Sumber : MERDEKA (13/09/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 194-196.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.