PANGERAN BERNHARD: LESTARIKAN BADAK SUMATERA

PANGERAN BERNHARD: LESTARIKAN BADAK SUMATERA

 

Jakarta, Antara

Pangeran Bernhard dari Belanda mengharapkan Indonesia terus mempertahankan kelestarian badak Sumatera, meskipun pendiri Dana Margasatwa Dunia (WWF) itu mengakui upaya tersebut tidak mudah.

“Kita tidak mengetahui apakah binatang yang tinggal beberapa ekor itu berkembang biak atau tidak,” katanya menjawab pertanyaan wartawan di Bina Graha Jakarta Sabtu, setelah ia melakukan pembicaraan selama 25 menit dengan Presiden Soeharto.

Mengenai perlindungan badak Jawa di Ujungkulon, Jawa Barat, bekas ketua WWF itu menilainya “sangat aman”.

Ia juga mengharapkan perlindungan lebih ketat terhadap orangutan Kalimantan. “Meskipun dikatakan tidak ada bahaya kepunahan, tapi kami menganggap harus dilindungi, termasuk monyet berhidung panjang,” ujar suami Ratu Juliana dari Kerajaan Belanda itu.

Dalam kaitan itu ia berpendapat perlunya Pemerintah Indonesia melarang perdagangan binatang tersebut, termasuk anak-anaknya. Namun secara umum Pangeran Bernhard memuji usaha Pemerintah Indonesia dalam melestarikan kekayaan flora dan faunanya.

“Saya tadi menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden karena berkat pengertiannya yang mendalam mengenai pelestarian maka upaya pembangunan di negara anda tetap memperhatikan bidang pelestarian alam,” ujarnya kepada wartawan.

Ketika ditanya dana WWF yang disalurkan ke Indonesia, Pangeran yang usianya menjelang 77 tahun itu mengaku tidak ingat jumlahnya yang pasti. “Dalam beberapa tahun terakhir ini jumlahnya beberapa juta gulden dan uang itu praktis berasal dari Belanda,” katanya.

Ia mengemukakan, WWF setiap tahun menyediakan dana untuk hutan-hutan suaka margasatwa, riset dan sebagainya. Belanda sendiri tentu tidak dapat menyediakan dana itu seluruhnya, sehingga WWF melakukan kerjasama dengan Australia dan Amerika Serikat.

Dalam waktu dekat, katanya, suatu komite koordinasi Indonesia-BeIanda akan melakukan pertemuan di Jakarta untuk membahas rencana-rencana yang dapat dijalankan dalam lima tahun mendatang.

Ia menghargai upaya Pemerintah Indonesia dalam menetapkan hutan-hutan suaka dan taman hutan baru, yang dinilainya sangat berhasil dalam menjaga kelestarian alam. “Di sini lebih banyak taman yang perlu dipertahankan kelestariannya,” tambah Bernhard.

Pangeran Bernhard tiba di Jakarta hari Kamis untuk lawatan sampai Minggu. Di Jakarta ia melakukan pembicaraan dengan Menteri KLH Emil Salim, Mendagri Supardjo Rustam dan Menteri Kehutanan Soedjarwo dan Menristek B.J. Habibie.

 

 

Sumber : ANTARA (06/02/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 539-540.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.