PRESIDEN SOEHARTO:
PARA PERINTIS KEMERDEKAAN TIDAK MUNGKIN DILUPAKAN OLEH BANGSA DAN NEGARA [1]
Palembang, Antara
Presiden Soeharto mengatakan, para perintis kemerdekaan tidak mungkin dilupakan oleh bangsa dan negara, sebab perintis kemerdekaan adalah pelopor pergerakan kemerdekaan yang telah berhasil membawa rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka.
Dengan kemerdekaan itu terbukalah kesempatan baru untuk hidup terhormat, sejahtera dan bahagia, kesempatan untuk membangun masyarakat baru yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia yaitu maju, sejahtera dan berkeadilan yang berdasarkan Pancasila.
Hal itu dikemukakan Presiden Soeharto dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Gubernur Sumatera Selatan H. Asnawi Mangku Alam pada upacara pembukaan musyawarah besar nasional ke-lima Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia di Palembang hari Rabu tgl. 29 Juni.
Lebih jauh dikatakan oleh Presiden, bahwa sekarang bangsa Indonesia sedang berjuang untuk mewujudkan cita-cita tersebut melalui pembangunan yang sejakjaman Orde Baru dimulai melaksanakannya dengan sungguh-sungguh secara bertahap dan berencana.
“Dalam hal ini harus kita sadari bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan itu, akan memakan waktu yang panjang, tidak akan tercapai sekaligus. Terang bukan dalam Repelita kedua yang sekarang kita laksanakan,” demikian Presiden yang selanjutnya menandaskan, landasan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila barulah akan tercapai setelah melaksanakan empat atau lima kali Repelita.
Setelah mengatakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan sekarang adalah pembangunan serba muka yang mencakup seluruh bidang kehidupan bangsa dan negara Indonesia Presiden mengemukakan bahwa para perintis kemerdekaan yang telah mengalami pahit getirnya perjuangan menegakkan kemerdekaan, pasti tidak mau ketinggalan dalam melanjutkan perjuangan untuk mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan pembangunan.
Mubes kelima Perintis Kemerdekaan Indonesia itu, akan berlangsung selama tiga hari, diikuti oleh 97 peserta dari 46 cabang di seluruh tanah air. (DTS)
Sumber : ANTARA (30/06/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 339-340.