PRESIDEN SOEHARTO :
PEMBANGUNAN GEDUNG SD BARU AKAN DITINGKATKAN MENJADI LIMA BELAS RIBU [1]
Jakarta, Antara
residen Soeharto mengatakan, Kamis pagi, apabila dalam Tahun Anggaran yang sekarang (1976/1977) dibangun sepuluh ribu gedung Sekolah Dasar baru, maka untuk Tahun Anggaran yang akan datang (1977/1978), jumlah gedung SD baru yang akan dibangun meningkat menjadi lima belas ribu buah.
Ketika menyampaikan keterangan Pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1977/1978 pada sidang pleno DPR, khusus mengenai proyek2 Inpres Kepala Negara mengatakan, di samping pembangunan gedung2 sekolah yang terus dilakukan itu, mulai tahun pelajaran 1977 ini SPP untuk Sekolah Dasar kelas satu sampai kelas tiga dihapuskan.
Dengan penghapusan ini, kata Presiden, maka setiap anak akan berkesempatan untuk masuk sekolah dan memperoleh pendidikan membaca dan menulis.
Sebagai pengganti SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan-Red.) itu Pemerintah telah menyediakan anggarannya, sehingga para guru/kepala sekolah tidak perlu khawatir dan tidak boleh mencari sumber pembiayaan dari para murid yang bersangkutan, kata Kepala Negara.
Perbaikan Puskesmas-Puskesmas
Presiden mengatakan selanjutnya, dalam TahunAnggaran yang sekarang, sasaran jumlah pembangunan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang ditetapkan dalam Repelita II telah kita capai.
“Karena itu dalam tahun keempat Repelita II yang akan datang, maka perhatian utama akan kita tujukan kepada perbaikan Puskesmas2 yang telah ada. Kita juga akan membangun rumah2 dinas untuk dokter2 Puskesmas, sehingga mudah2anĀtidak ada lagi kesulitan menempatkan dokter di daerah2,” demikian Presiden.
Kata Kepala Negara, dalam tahun 1977/1978 ini akan diusahakan pula langkah2 untuk makin mendekatkan dan lebih memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk ini, kata Presiden, akan tersedia 350 buah “kendaraan kesehatan” yang akan berjalan berkeliling mendekati dan melayani masyarakat, lengkap dengan dokter, obat2an, peralatan kesehatan dan lain sebagainya.
Kegiatan lainnya yang penting, kata Presiden, adalah pembangunan 20 ribu satuan penyediaan air minum yang sehat. Usaha ini sangat besar artinya untuk mencegah dan memberantas penyakit2 disentri, kolera dan sebagainya.
Dana dari Inpres Kesehatan juga ditujukan untuk penyediaan obat2an dan peralatan kesehatan yang besamya ialah Rp. 65,- untuk setiap jiwa, kata Presiden.
Pembangunan Sektor Agama
Ketikamenyinggung pembangunan di sector Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kepala Negara mengemukakan, anggaran yang disediakan mencapai di atas Rp. 8 milyar.
“Sebagai kelanjutan tahun2 yang lampau, maka pengadaan Kitab2 Suci akan kita lanjutkan,” kata Presiden yang menambahkan bahwa pada akhir tahun keempat Repelita ll nanti akan dicapai sasaran dalam pengadaan Kitab2 Suci yang semula ingin dicapai pada akhir Repelita II itu.
Kegiatan lainnya, kata Presiden, adalah bantuan untuk pembangunan dan perbaikan mesjid, gereja, pura dan melanjutkan pembangunan Mesjid Istiqlal di Ibukota.
Bagi pembangunan di sector pendidikan, kebudayaan dan pembinaan generasi muda, kata Kepala Negara, maka – termasuk Inpres SD – anggaran yang tersedia akan mendekati Rp. 190 milyar, yang berarti kenaikan sebesar 40% jika dibanding dengan anggaran yang sekarang.
Dari jumlah anggaran tsb. direncanakan akan dibangun 120 buah gedung barn untuk SMP; dan menambah 1.000 buah ruangan kelas bam untuk SMP yang telah ada.
“Gedung baru dan tambahan ruang kelas juga akan diadakan untuk tingkat SMA dan perbaikan2 pada pendidikan teknik, pendidikan guru dan sebagainya juga akan kita lanjutkan,” demikian Presiden yang menambahkan, bahwa untuk SD akan diadakan 70 juta buah buku mata pelajaran pokok, tujuh juta buah bacaan anak2, 28 ribu satuan alat peraga matematika dan ilmu pengetahuan sosial.
Sementara itu akan dilakukan penataran terhadap 378 ribu orang guru, termasuk guru2 Madrasah Ibtidaiyah, demikian Presiden Soeharto. (DTS)
Sumber: ANTARA (06/01/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 537-538.