PEMERATAAN KESEMPATAN DAN BEKERJA PENTING BAGI PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL

PEMERATAAN KESEMPATAN DAN BEKERJA PENTING BAGI PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL

Presiden terima Matsushita

Presiden Soeharto sewaktu menerima kunjungan misi ekonomi KANKEIREN yang diketuai Masaharu Matsushita di Bina Graha, Selasa pagi, mengemukakan bahwa negara ASEAN akan terus meningkatkan ketahanan nasionalnya dan bekerjasama untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan damai, bebas dan netral.

Dalam hubungan ini peningkatan ketahanan ekonomi diutamakan karena tergolong yang masih rawan tanpa mengabaikan bidang2 lainnya. Indonesia sendiri, kata Presiden, sedang menerapkan trilogi pembangunan yaitu pemerataan pembangunan berikut hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional yang satu sama lain saling mendukung.

Untuk memeratakan pembangunan, kini sedang dilaksanakan program delapan jalur pemerataan, yang antara lain terdiri dari pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan kesempatan bekerja dan pemerataan pembangunan daerah.

Ketiga jalur pemerataan ini, demikian Presiden sangat penting artinya bukan saja untuk menampung angkatan kerja dan generasi muda yang lahir sesudah proklamasi kemerdekaan Agustus 1945. Tapi juga dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi yang berpengaruh langsung terhadap peningkatan ketahanan nasional.

Kerjasama dengan Pengusaha2 Kecil

Kepada misi KANKEIREN Kepala Negara juga menjelaskan tahapan pembangunan nasional mulai dari prioritas pembangunan pertanian dan industri pendukungnya, pembangunan industri yang mengolah bahan mentah jadi bahan baku industri pengolahan barang jadi.

Sampai kepada industri berat, termasuk peranan serta kerjasama antar sektor negara, koperasi dan swasta. Pengusaha2 Jepang, kata Presiden, tentunya bisa ambil bagian, tidak saja untuk ikut serta menangani proyek2 besar tapi terutama bekerjasama dengan pengusaha2 muda dan perusahaan2 kecil di Indonesia guna menambah lapangan kerja baru.

"Justru kerjasama inilah yang perlu diperluas dan ditingkatkan," demikian Kepala Negara. Ketua misi Matsushita seusai menemui Kepala Negara atas pertanyaan pers menyatakan, ia benar2 puas atas penjelasan dan petunjuk yang diberikan Presiden.

"Kami akan pelajari kemungkinan bentuk2 kerjasama dengan pengusaha2 muda, perusahaan2 menengah dan perusahaan2 kecil di Indonesia, disamping meningkatkan penanaman modal dalam pengolahan sumber kekayaan alam dan produksi pertanian,” kata Matsushita.

Sewaktu menemui Presiden, ikut hadir Ketua KADIN Indonesia Drs. Th. M. Gobel, sedang Matsushita disertai dua wakilnya Yoshio Tsuji dan Isamu Sakamoto, Kuasa Usaha Jepang di Jakarta dan H. Kinoshita dari Himpunan Usahawan lndonesia ­ Jepang.

Bantuan Latihan Keterampilan.

Siang harinya missi ekonomi Jepang yang terdiri dari 21 pengusaha industri itu diterima Menteri Perindustrian Ir.A.R. Soehoed di aula Departemen Perindustrian. Kepada mereka, Menteri Perindustrian mengharapkan agar KANKEIREN dapat sebagai ‘jembatan" yang menghubungkan kerjasama antara pengusaha2 Jepang di daerah Kansai dengan pengusaha2 kecil dan ekonomi lemah di Indonesia.

Juga dimintakan perhatian pengusaha2 joint venture untuk mengutamakan pembelian suku2 cadang buatan dalam negeri yang dibuat oleh perusahaan2 kecil. Ini penting kata Soehoed, bukan saja untuk memeratakan kesempatan berusaha dan bekerja, tapi sekaligus guna mencegah kemungkinan timbulnya ketidakstabilan di sektor industri dan gejolak2 sosial yang merugikan pembangunan ekonomi.

Dalam pertemuan itu pihak Jepang menanggapi positif harapan2 Soehoed, dan akan memikirkan langkah2 kongkrit untuk merealisirnya, termasuk bantuan pendidikan dan latihan keterampilan bagi pengusaha2 muda dan pengusaha2 kecil.

Undang Pengusaha2 Muda

Missi ekonomi KANKEIREN itu kemarin pagi bertolak menuju Pilipina dalam serangkaian kunjungannya ke lima negara ASEAN. Sesaat sebelum meninggalkan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ketua missi Masaharu Matsushita menyatakan kepada "Pelita", akan mengundang pengusaha2 muda dan pengusaha2 kecil dari Indonesia untuk berkunjung ke Jepang, bukan saja untuk membicarakan lebih lanjut bentuk kerjasama yang mereka kehendaki, tapi sekaligus untuk melihat secara langsung kebutuhan bahan2 bagi industri kecil dan industri besar di daerah Kansai yang bisa disuplai oleh pengusaha2 Indonesia.

"Peningkatan ekspor bahan setengah jadi dan barang jadi buatan Indonesia ke Jepang, juga merupakan bentuk kerjasama kongkrit yang menguntungkan kedua belah pihak," demikian Matsushita. (DTS)

Jakarta, Pelita

Sumber: PELITA (31/01/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 529-531.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.