PEMERINTAH AKAN TERJUNKAN 4.000 SARJANA KE PEDESAAN
Jakarta, Antara
Pemerintah berniat menerjunkan ke desa 40000 sarjana yang belum memperoleh kesempatan kerja untuk membantu mengidentifikasi serta mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan di Indonesia dalam Pelita V ini
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Akbar Tanjung selesai melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta, Sabtu siang menjelaskan kepada wartawan bahwa pola rekrutmen dan langkah-langkah apa yang harus mereka lakukan di desa masih akan dibahas dalam rapat berbagai instansi terkait di Jakarta Senin ini
Menurut Menpora, untuk tahun ini, tenaga sarjana yang direncanakan diterjunkan ke pedesaan tersebut berjumlah 8.000 orang dan mereka akan ditempatkan di kecamatan-kecamatan pada semua propinsi.
Ditegaskannya, tidak ada janji atau iming-iming bahwa para sarjana itu nantinya akan diberikan imbalan atau jaminan masa depan, misalnya akan diangkat sebagai pegawai negeri.
Para sarjana berbagai disiplin ilmu tersebut, tambahnya, selama dua tahun pertama hanya diberi semacam subsidi Rp 60.000 setiap orang perbulan, setelah itu mereka diharapkan sudah mempunyai pekerjaan mandiri di desa setempat sehingga mereka tidak kembali pulang ke kota.
“Oleh karena itu, mereka yang akan diterjunkan diharapkan benar-benar para sarjana yang mempunyai idealisme tinggi, motivasi kuat dan rasa terpanggil untuk membangun desa,” tandas Akbar Tanjung.
Presiden, kata Menpora, menyambut baik program yang diberi nama Perintisan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) tersebut.
Dalam pertemuan dengan Presiden, Menpora juga melaporkan masalah pembinaan pemuda dan mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri.
Dalam hubungan itu, Kepala Negara menekankan perlunya pembinaan komunikasi dengan para pemuda dan mahasiswa Indonesia di luar negeri agar mereka bisa mengetahui perkembangan di tanah air, terutama dalam Pelita V ini.
“Karena itu, komunikasi dengan mereka perlu kita intensitkan,” kata Menpora seraya menambahkan bahwa pihaknya akan segera menyusun program pembinaan tersebut.
Masalah lain yang dilaporkan Menpora kepada Presiden adalah persiapan para atlet Indonesia menghadapi sea games serta pembangunan sirkuit balap di Citeureup, Jawa Barat, yang direncanakan akan menjadi sirkuit balap kelas internasional.
Sumber : ANTARA (27/05/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 609.