PENGUSAHA AS AGAR MANFAATKAN PELUANG BISNIS DI INDONESIA

PENGUSAHA AS AGAR MANFAATKAN PELUANG BISNIS DI INDONESIA[1]

 

Jakarta, Antara

Menteri Negara Ristek/Ketua BPPT/Kepala BPIS BJ Habibie dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua BKPM Sanyoto Sastrowardoyo , Rabu mengimbau para pengusaha Amerika Serikat agar memanfaatkan peluang bisnis di Indonesia. Kedua menteri itu berbicara pada jamuan makan siang yang diselenggarakan Dewan Amerika Serikat-ASEAN untuk Bisnis dan Teknologi di Washington, yang juga dihadiri para pimpinan berbagai pernsahaan Amerika.

Habibie mengatakan kesempatan untuk membuka usaha di Indonesia semakin luas dan mudah, tapi kenyataannya kaum bisnis negara-negara di Asia Timur yang lebih cepat  merebut kesempatan itu.

Para pengusaha Amerika tampak tertinggal, padahal hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Amerika sudah terjalin sejak berdirinya Republik Indonesia, ujarnya.

Sanyoto mengemukakan bahwa ketertinggalan pengusaha Amerika dalam menanam modal di Indonesia disebabkan terlalu hati-hati dan konservatif dalam mengambil keputusan sehingga kadang-kadang memakan waktu sampai tahunan.

Sementara mereka bolak-balik melakukan studi kelayakan dan menimbang­-nimbang, kesempatan yang terbuka itu telah direbut oleh para pengusaha Jepang, Hongkong dan Taiwan, ujarnya.

Sejak beberapa tahun terakhir peringkat ketiga yang ditempati Amerika sebagai investor terbesar di Indonesia setelah Jepang dan Hongkong telah digeser oleh Taiwan. Lima tahun lalu nilai investasi Taiwan di Indonesia hanya 50 miliar dolar AS tetapi sekarang mencapai 3,9 miliar. dolar AS yang berarti jauh di atas investasi Amerika di Indonesia. Mantan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, John E.Holdridge, mengakui sinyalemen Sanyoto itu. Dalam percakapannya denganANTARA ia berjanji untuk terus mendorong para pengusaha Amerika agar tidak terlalu lama berpikir.

Sangat banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan peluang usaha di Indonesia, ujarnya. Ia berpendapat pihak Indonesia sendiri juga perlu terns meningkatkan pemberian informasi mengenai kesempatan dan kemudahan bisnis kepada para pengusaha Amerika. Mantan diplomat yang menjadi ketua Dewan Penasehat Harvester Internasional itu telah beberapa kali berkeliling ke berbagai kota di Amerika bersama tim promosi dagang, investasi dan pariwisata Indonesia. Dalam jamuan makan siang itu ia mencoba menunjukkan bagaimana keuntungan berusaha di Indonesia ketimbang di negara-negara sekitamya.

Upah Minimum

Ketika ditanyakan mengenai standar upah minimum di Indonesia, Sanyoto menjelaskan upah minimum di Jakarta per hari Rp2.500 (1,25 dolar AS) dan di Batam Rp 6.500 (tiga dolar AS).

“Sedangkan di Malaysia dua kali lebih tinggi, di Thailand dua pertiga kali lebih tinggi, di Korea Selatan 15kali lebih tinggi dan di Jepang 29 kali lebih tinggi,”kata Sanyoto.

Bisa dibayangkan berapa besar keuntungan yang bisa diperoleh dengan produksi sepatu Nike atau Reebok di Indonesia yang ongkos produksinya hanya tujuh dolar AS per pasang dibandingkan harga jualnya diArnerika yang mencapai 70 dolar AS perpasang.

Habibie dalam hubungan itu menganjurkan para pengusaha Amerika agar datang ke Indonesia untuk melihat sendiri kesempatan dan kemudahan yang disediakan Indonesia.

Ia juga menyarankan mereka untuk meninjau tempat-tempat yang diisukan sebagai tempat terjadinya pelanggaran hak-hak asasi manusia. “Indonesia terbuka,”tandasnya. Dalam masalah hak-hak asasi manusia, kata Habibie, Indonesia tidak perlu disangsikan karena menyadari kepentingan masalah itu.

Dengan mengutip ucapan Presiden Soeharto, ia mengatakan bahwa apabila ada negara-negara yang paling tabu pentingnya hak-hak asasi manusia, maka salah satu dari mereka ialah Indonesia. Ini karena selama 350 tahun hak-hak asasi manusia bangsa Indonesia dilanggar oleh penjajah, kata Habibie. Sanyoto menambahkan, Indonesia dan Amerika sesungguhnya merupakan pasangan kerjasama ekonomi yang saling melengkapi. Amerika punya teknologi, modal dan keterampilan manajemen, sedang Indonesia punya sumber alam yang besar dan tenaga kerja melimpah, ujarnya. (U!KL04/EU01/ 6/05/9318:24)

Sumber: ANTARA (06/05/1993)

___________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 428-430.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.