PERANG AGAR DIHENTIKAN LIMA DUBES BARU DILANTIK OLEH PRESIDEN SOEHARTO
Presiden Soeharto menyerukan kepada semua bangsa di dunia untuk menghentikan peperangan baik perang terbatas maupun perang dunia yang baru.
Seruan Presiden Soeharto itu dikemukakannya ketika dia melantik 5 Dubes RI yang baru masing masing MS Mintaredja untuk Turki menggantikan Nurmani Aman, Barli Halim untuk Perancis menggantikan Mohammad Noer, Janwar Marah Djanis untuk Polandia menggantikan Tamtomo, Husni Thamrin Pane untuk Mexico menggantikan Ben Mang Reng Say, dan Teuku Mohammad Mochtar Mohammad Thayeb untuk Tunisia menggantikan illen Surianegara.
Pelantikan kelima dubes itu dilakukan di Istana Negara disaksikan Wakil Presiden Adam Malik dan para Menteri Kabinet Pembangunan.
Kepala Negara mengatakan, mempakan kewajiban moral dari semua bangsa di dunia iniuntuk menghentikan, tidak meluaskan dan bahkan mencegah kemungkinan timbulnya peperangan, baik perang terbatas dan lebih lagi perang dunia yang baru.
”Untuk itu semua negara, yang besar maupun yang kecil, harus menahan diri,” kata Presiden Soeharto.
Pengalaman akhir-akhir ini, kata Presiden, menunjukkan bahwa melalui jalan peperangan dan konfrontasi ternyata tidak dapat menyelesaikan konflik kepentingan nasional secara tuntas, baik konflik kepentingan ekonomi maupun konflik politik.
"Pengalaman dunia mengajarkan dengan sangat jelas bahwa perang bukan jalan keluar yang benar dalam menghadapi masalah yang dihadapi dunia dewasa ini.”
Kemiskinan
Bersamaan dengan itu dari seluruh bangsa di dunia, terutama bangsa yang telah maju juga dituntut untuk mengusahakan bersama terhapusnya keterbelakangan dan kemiskinan yang sampai sekarang ini masih dialami oleh bahagian terbesar umat manusia terutama di dunia ketiga.
Presiden mengatakan, umat manusia dewasa ini seakan-akan dihadapkan kepada ujian dan tantangan yang maha berat, ialah apakah harapan dan usaha menuju perdamaian dan kesejahteraan bersama dapat diwujudkan ataukah akan terus hidup dengan diliputi kecemasan akan ancaman peperangan atau bahkan ditimpa oleh malapetaka peperangan dahsyat yang mengerikan.
Kata Presiden lagi, pelaksanaan politik yang bebas aktif harus diabdikan kepada kepentingan nasional khususnya kepentingan pembangunan di segala bidang.
Ini berarti, ucap Presiden, Dutabesar Indonesia di luar negeri harus terus menja jagi dan mencari kemungkinan baru untuk membina dan meningkatkan hubungan dan kerjasama luar negeri yang memberikan manfaat dan hasil positif bagi ke dua belah pihak.
Dubes PNG
Sebelumnya di Istana Merdeka, Presiden Soeharto telah menerima surat surat kepercayaan Dubes PNG untuk Indonesia, Benson James Gegeyo.
Dalam pidatonya, Kepala Negara mengatakan jika lebih dari dua pertiga umat manusia kini sedang bergumul melawan keterbelakangan, kebodohan dan penyakit, kenyataan ini harus menyadarkan seluruh dunia bahwa masalah pembangunan bangsa sungguh harus mendapat perhatian dan menjadi medanjuang yang utama.
Tanpa pembangunan bangsa-bangsa, tanpa terjembataninya jurang pemisah antara negara-negara yang sedang membangun, perdamaian dunia tidak akan dapat mantap. (DTS)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (08/11/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 648-650.