PERLU GOTONG ROYONG PIKUL BEBAN PEMBANGUNAN
Presiden Resmikan Jembetan Kapuas
PRESIDEN SOEHARTO pada peresmian penggunaan jembatan Kapuas di Pontianak kemarin menegaskan, tidak akan ada pembangunan tanpa kesedian kita bergotong-royong memikul beban pembangunan itu.
Oleh karena itulah antara lan, kata Presiden, Jembatan Kapuas digolongkan Jembatan Tol, artinya pemakaian yang menggunakan kendaraan bermotor diharuskan membayar. Dengan memungut bayaran tersebut maka dana yang diguakan untuk membangun jembatan ini akan dapat dibayar kembali secara gotong-royong oleh masyarakat pemakai jembatan. Dana tersebut kemudian dapat digunakan untuk mebiayai pembangunan lainnya.
Jembatan Kapuas yang diresmikan Presiden terdiri dari dua Jembatan masing-masing melintasi Sungai Landak dengan panjang Jembatan 370 meter diantara ke dua Jembatan dibangun jalan penghubung sepanjang 2,7 km.
Dalam sambutannya Presiden menyampaikan rasa bangga karena Jembatan yang besar danpeting tersebut dibangun oleh perusahaan-perusahaan dan tenaga-tenaga Indonesia sendiri.
Dengan demikian kat Kepala Negara, pembangunan jembatan ini telah memberikan pengalaman yang berharga bagi peningkatan ketrampilan dan dan keberanian untuk membangun perusahaan-perusahaan dan tenaga-tenaga kita sendiri.
Impian Jadi Kenyataan
Dengan selesainnya dibangun Jembatan Kapuas, kata Presiden, sebuah impian masyarakat Kalimantan Barat umumnya dan masyarakat Kota Pontianak khususnya telah menjadi kenyataan.
Jembatan ini telah lama diimpikan masyarakat di sini. Malahan telah diinginkan sejak zaman penjajahan dahulu. Bahwa setelah puluh tahun jembatan ini akhirnya dapat dibangun kata Kepala Negara, hal ini menunjukkan Era Pembangunan sekarang ini memang benar-benar untuk membangun bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Presiden mengatakan, Kota Pontianak dan Daerah Kalimantan Barat perlu dipergiat pembangunannya, karena daerah ini merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber-sumber alam dan juga karena letaknya sangat strategis.
Sampai sekarang menurut Presiden, kekayaan alam Kalimantan Barat memang belum dapat digali dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Salah satu hambatannya adalah karena sarana perhubungan yang belum mencukupi.
Karena itu, bertambah baiknya sarana perhubungan dengan adanya jembatan Kapuas ini, maka seluruh aparatur Pemerintah di daerah ini seluruh masyarakat akan lebih giat lagi bekerja dan berusaha untuk memajukan daerahnya.
Dengan makin luasnyajaringan perhubungan, kegiatan perdagangan dan angkutan makin lancar baik untuk menyebarluaskan kebutuhan masyarakat maupun untuk memasarkan hasil-hasil produksi.
Presiden mengemukakan tidak jarang terjadi kesulitan angkutan telah mengakibatkan melonjaknya harga barang kebutuhan masyarakat. Sebaliknya, karena kesulitan angkutan pula, maka tidak sedikit hasil produksi yang tidak dapat dijual. Semuanya ini merugikan masyarakat luas.
"Karena itu, secara singkat dapat saya katakan bahwa melalui perluasan jaringan perhubungan kita berusaha selangkah demi selangkah untuk terus memperbaiki tingkat kesejahteraan rakyat dan memang, tujuan pembangunan itu tidak lain adalah untuk meinperbaiki tingkat kesejahteraan rakyat, untuk membuat kehidupan lahir batin kita semua bertambah baik," kata Kepala Negara. (RA)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (28/01/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1079-1080.