25 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
Jl. Cendana No.8
Jakarta
PERNYATAAN SIKAP [1]
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kondisi sosial politik yang berubah begitu cepat dan telah mengubah berbagai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi masyarakat Republik Indonesia, maka sebagai Bangsa yang menjunjung tinggi tata krama masyarakat timur, sifat arogansi dan lupa akan adat istiadat sangat disesalkan.
Terlepas dari Intrik Politik dan berbagai hal yang menyertainya, sebagai warga negara RI Sivitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang, menyatakan sikap sebagai berikut:
- Berhentinya Bapak Soeharto Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998, merupakan langkah yang sangat arif dan bijaksana demi menyelamatkan dan tetap menjaga keutuhan bangsa
- Bahwa pengangkatan Wakil Presiden Bapak Prof. Dr. Ir. Ing. BJ. Habibie sebagai Presiden RI telah berlangsung sesuai dengan konstitusional yang berlaku.
- Mengusulkan agar dengan segera pemerintah, merespon dan sekaligus menetralisir kondisi sebenarnya atas berbagai tuduhan negatif terhadap diri Bapak H. M. Soeharto.
- Tetap menjaga hak dan kewajiban yang melekat pada Bapak H. M. Soeharto sebagai mantan Presiden Republik Indonesia dengan segala penghargaan yang diterima selama ini, sekaligus sebagai aset bangsa.
- Mendukung reformasi di segala bidang mulai dari tingkat Pusat sampai daerah, dengan tetap memberikan prioritas pada bidang ekonomi guna menghindari kesengsaraan yang lebih dahsyat.
Aspirasi tersebut di atas juga dirasakan sebagian besar bangsa ini, dengan berpegang teguh pada filsafat Mikul Dhuwur Mendhem Jero dan tahu diri serta tidak kufur nikmat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat Bapak Haji Muhammad Soeharto adalah wajib. (DTS)
Prof. DR. H. Taher Alhabsyi
Malang
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 634-635. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.