PERTAMINA – ESSO TANDA TANGANI KONTRAK : SOEHARTO SETUJU AJAKAN RAJA FAHD NAIKKAN HARGA

PERTAMINA – ESSO TANDA TANGANI KONTRAK : SOEHARTO SETUJU AJAKAN RAJA FAHD NAIKKAN HARGA

 

 

Presiden Soeharto dan Raja Fahd dan Arab Saudi sepakat untuk berusaha menaikkan harga minyak bumi di pasaran dunia menjadi serendahnya 18 dolar AS per barel.

Kesepakatan itu dicapai setelah Raja Fahd mengirimkan surat pribadi untuk Presiden Soeharto. Surat tersebut, kata Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, diterima Presiden Kamis.

Prof. Subroto mengemukakan hal itu kita menandatangani kontrak bagi hasil pencarian minyak antara Pertamina dengan perusahaan minyak AS, Esso, di Jakarta Kamis. Dua penanda tanganan lainnya adalah Abdul Rachman Ramly, Dirut Pertamina dan FJ. Zybura, wakil Dirut Esso.

Dalam surat itu Raja Fahd meminta dukungan sepenuhnya dari Presiden Soeharto akan prakarsa Arab Saudi untuk meningkatkan harga minyak, yang ditandai dengan pemecatan Ahmad Zaki Yamani sebagai menteri perminyakan baru-baru ini.

Belakangan ini harga minyak di pasaran internasional cenderung naik. Dua jenis minyak dominan, West Texas Inter mediate dan Brent, naik beberapa point menjadi 15,30 dolar dan 14,30 dolar per barel sejak 12 November. Kenaikan harga di pasaran Asia diharapkan segera menyusul.

Soeharto menyambut baik prakarsa tersebut sambil menyerukan negara­negara penghasil minyak lainnya supaya berbuat sesuatu menuju perbaikan harga.

Menurut Subroto, gagasan Fahd untuk menaikkan harga minyak menjadi 18 dolar per barel akan menjadi topik utama dalam sidang OPEC yang akan berlangsung di Jenewa, Swiss, 11 Desember.

Pembahasan Harga

Sementara itu, tiga menteri yang tergabung dalam Komite Harga OPEC mengadakan pertemuan darurat di Quito, Ekuador, Jumat. Ke tiganya, Fawzi A. Shakshuki dari Libya, Sheikh Ali Khalifa Al Sabah dari Kuwait dan Javier Espinosa dari Ekuador, memulai pertemuan mereka Kamis malam. Seorang lagi menteri OPEC, Hemandez Grisanti dari Venezuela, tiba beberapa saat kemudian sebagai pengamat.

Beberapa sumber OPEC memperkirakan patokan harga yang diprakarsai Saudi itu bisa dicapai. Sejumlah negara Arab, termasuk Al jazair dan Iran, telah menyatakan dukungannya.

OPEC sekarang ini memproduksi sekitar 17 juta barel sehari, menyusul kesepakatan yang dicapai bulan lalu.

Gejala Naik

Mengenai gejala kenaikan harga ini, Subroto menjelaskan, ada tiga faktor penyebabnya, antara lain berkurangnya produksi Iran yang lebih rendah dari kuota yang diterimanya.

Hal ini juga terjadi dengan Irak, sehingga jumlah minyak yang ada di pasaran dunia menjadi kurang dan yang ditentukan sehingga hal ini mempunyai pengaruh positif bagi terjadinya kenaikan harga.

Faktor ke dua, menurutnya, adalah faktor psikologis, karena kini situasinya mengarah pada harga yang menguat. “yang penting tentunya para pemegang stok, kalau mereka itu mengharapkan harga akan naik, justru mereka harus menahan stok, tidak lalu melepaskannya di pasaran dunia, dan tentunya kalau bisa malahan membelinya di pasaran dunia,” tegas Menteri.

Sedangkan faktor ke tiga, adalah menjelang kwartal ke empat bulan November dan Desember biasanya permintaan akan naik, sehingga gejala ini juga mempengaruhi adanya kenaikan harga.

Kontrak Ke tiga

Menurut Subroto penandatanganan kontrak dengan Esso merupakan kontrak bagi hasil yang ke tiga kalinya bagi Pertamina dalam tahun ini.

Areal yang akan dikerjakan kontraktor terletak di daratan dan lepas pantai Sumatera Tengah, Dumai Blok seluas 11.875 km persegi. Berdasarkan kontrak, semua biaya eksplorasi, investasi dan produksi ditanggung oleh kontraktor.

Kontraktor akan memperoleh kembali semua biaya operasi dan pembagian hasil antara kontraktor dan Indonesia, yaitu 15:85 untuk minyak dan 30:70 untuk gas bumi, setelah pemotongan biaya ditambah insentif yang berlaku untuk minyak.

Biaya eksplorasi selama enam tahun tidak kurang dari 64 juta dolar, bonus informasi yang dibayar kontraktor berjumlah tiga juta dolar. Untuk bonus produksi ditetapkan 10 juta dolar pada produksi 30 ribu barel per hari dan 15 juta dolar pada produksi 50 ribu barel per hari. (RA)

 

Jakarta, Prioritas

Sumber : PRIORITAS (15/11/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 526-528.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.