PETUNJUK PRESIDEN DLM MEMBANGUN JAKARTA: UTAMAKAN KEPENTINGAN RAKYAT BANYAK

PETUNJUK PRESIDEN DLM MEMBANGUN JAKARTA: UTAMAKAN KEPENTINGAN RAKYAT BANYAK

Presiden Soeharto dalam petunjuknya kepada Gubernur dan para Wakil Gubernur DKI Jakarta Raya mengingatkan, supaya di dalam usaha pembangunan Jakarta Raya sebagai lbukota Negara, kepentingan rakyat banyaklah yang diutamakan. Demikian Gubernur DKI Jakarta Raya, Tjokropranolo mengemukakan kepada pers sehabis pertemuannya dengan Presiden di Istana "Merdeka" Senin kemarin.

Dalam pertemuan itu Tjokropranolo membawa serta para Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru dan lama. Bagi para Wakil Gubernur yang baru, masing-masing Mayjen TNI (Marinir) Sardjono Soeprapto, Brigjen TNI H.A.K.I. Chourmain, Ir.Piek Mulyadi Adikusumo, dan Drs. H. Asnawi Manaf SH; pertemuan tersebut untuk memperkenalkan diri. Sedang bagi para Wakil Gubernur yang lama, yakni Marsda A.Wiriadinata, Brigjen Urip Widodo SH; Ir.Prayogo dan H. Sapi’ie, untuk mohon diri.

Menjawab pertanyaan pers, Gubernur Tjokropranolo mengatakan, dalam pertemuan itu Presiden juga memesankan, supaya dalam membangun Jakarta Raya, pembangunan bidang spirituil diperhatikan, jangan hanya pembangunan materil saja. Demikian pula karena kedudukan Jakarta Raya sebagai Ibukota Negara, dalam pembangunannya, hubungan kerjasama dengan luar negeri pun perlu diperhatikan.

Penggusuran Bukan Berarti Tidak Ada

Sewaktu pers menanyakan penterjemahan petunjuk-petunjuk Presiden itu dalam pembangunan Jakarta, Tjokropranolo antara lain mengatakan, Jakarta tidak bisa dibangun hanya supaya bisa sebagai kota saja, tetapi rakyatnya jadi korban. Namun dalam hubungan inibukan berarti penggusuran-penggusuran tidak akan ada lagi. Cuma kalau ada penggusuran nanti dalam pembangunan Jakarta Raya, kepentingan penduduk yang tergusur harus diperhatikan, dan tidak bisa dibiarkan begitu saja, kata Tjokropranolo.

Dikemukakan, pembangunan proyek pencegahan banjir di Jakarta nanti yang menelan biaya Rp. 11 milyar, sekalipun bukan Pemerintah Daerah yang melaksanakan, proyek ini juga berarti akan menolong rakyat banyak terutama yang lemah ekonominya. Jakarta bagian barat di mana proyek pencegahan banjir akan dibangun. nanti, adalah merupakan daerah yang banyak dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah, katanya.

Masalah Pedagang Kaki Lima dan Becak

Mengenai para pedagang kaki lima, menurut Gubernur apapun yang akan dilakukan, masalah ini adalah yang sangat sulit diberantas. "Soalnya mereka itu tokh cari makan", katanya. Karena itu di dalam mengatasi para pedagang kaki lima, Gubernur mengatakan, akan diatur jadwal waktunya untuk bisa berjualan, di samping pembangunan pasar-pasar. Tetapi, supaya hal ini bisa berhenti kata Gubernur, masalah disiplin memang perlu diterapkan. Bukan saja disiplin dari petugas, tetapi juga disiplin dari masyarakat, terutama para pedagang kaki lima, katanya.

Sewaktu ditanya mengenai kurang tertibnya dipatuhi jam-jam bebas becak di Jakarta akhir-akhir ini, Tjokropranolo mengatakan, karena Polisi yang mengawasi mungkin ada yang kebanjiran rumahnya. Kalau rumah Polisi yang menjaga jalan-jalan kebetulan banjir, tentu agak susah bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Sekalipun demikian, Tjokropranolo mengatakan, masalah penertibanjalan-jalan daerah bebas becak akan diterapkan seperti biasa. (DTS)

Jakarta, Suara Karya

Sumber: SUARA KARYA (30/01/1979)

Dikutipsesuaitulisandanejaanaslinyadaribuku "Presiden RI Ke II JenderalBesar HM SoehartodalamBerita", BukuV (1979-1980), Jakarta: AntaraPustakaUtama, 2008, hal. 17-18.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.