Bekasi, 21 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
di Jl. Cendana, Jakarta
PILIHAN TERBAIK DARI BAPAK [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Bapak Soeharto yang kami hormati,
Pertama-tama ijinkanlah kami sekeluarga menyampaikan salam hormat kepada Bapak sekeluarga. Kami seorang ibu dengan dua anak yang berusia 16 tahun dan 14 tahun. Surat ini kami layangkan terdorong dari perasaan kami yang tulus kepada Bapak. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada kami. Rasa bangga, haru, dan sedih bercampur menjadi satu.
Bapak, kami sekeluarga merasa bangga melihat kebesaran jiwa seluruh rakyat Indonesia maupun bagi Bapak sekeluarga. Ini menunjukkan bahwa Bapak adalah seorang negarawan besar dan pejuang sejati. Hati saya menangis menyaksikan kepergian Bapak yang telah memimpin kami selama 32 tahun.
Kami sekeluarga percaya bahwa Bapak akan tetap tabah dan tegar menerima semua ini. Dengan dorongan moril dan kasih sayang dari seluruh keluarga Bapak, masih banyak yang dapat Bapak lakukan untuk negara dan bangsa Indonesia. Misalnya dengan menulis buku yang berisi pengarahan dan perjalanan hidup, yang dapat menjadi cermin dan pelajaran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bapak, di dunia ini tidak ada yang abadi. Suatu saat kita harus rela melepaskan atau kehilangan segala yang kita miliki, segala yang kita cintai. Karena semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kami pun pernah mengalaminya, kami hampir kehilangan segalanya, karir, bisnis, dan semua usaha kami hancur.
Namun kami bersyukur karena kami tetap memiliki keluarga, anak dan suami serta keyakinan bahwa suatu saat Allah akan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertaqwa. Semula kami hampir terpuruk dan tenggelam dalam kesedihan. Namun dukungan moril dan kasih sayang dari suami dan anak-anak telah menyadarkan saya untuk mencoba bangkit kembali.
Bapak Soeharto yang kami cintai,
Begitu pula yang kami harapkan dari Bapak. Kami sekeluarga mendoakan agar Bapak tetap sehat wal afiat dan husnul chotimah. (DTS)
Was salam,
Ny. Hj. Nenden Budiati Indarmah
Bekasi Selatan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 153-154. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.