PRAMUKA HARUS MAMPU HASILKAN KARYA BESAR

PRAMUKA HARUS MAMPU HASILKAN KARYA BESAR

 

 

Purbalingga, Suara Karya

Presiden Soeharto mengharapkan para Pramuka mampu membina diri dengan sebaik-baiknya, agar kelak menjadi pewaris dan penerus bangsa yang dapat diandalkan dan mampu melakukan karya-karya besar.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Negara saat membuka Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) VII di Desa Bantarbarang, Kec. Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (23/6).

Menurut Presiden, para pendahulu kita, pendiri Republik Indonesia, tercatat dalam sejarah bangsa lantaran mereka mampu melakukan karya besar. Sebaliknya, generasi yang tidak mampu membuat sejarah dan karya besar, maka pasti generasi tersebut akan hilang ditelan waktu. “Generasi semacam itu hanya akan muncul dalam sekejap, kemudian lenyap tanpa bekas ,” katanya.

 

Presiden

Diingatkan dunia persinggahan kita ini tak pernah berhenti, sementara sejarah manusia akan terus berubah dan berkembang, serta terus gerak maju berkat karya manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, para Pramuka harus bersiap diri dengan baik agar mampu menjadi generasi yang ikut menentukan arah perubahan dan perkembangan masyarakat kita.

Berada di tengah-tengah anak-anak Pramuka, kata Kepala Negara, selalu menimbulkan rasa kepercayaan tentang masa depan bangsa dan negara kita. Wajah ceria dan semangat yang dipancarkan semakin mempertebal kita para orang tua untuk memberikan yang terbaik dari segala yang kita miliki dan melakukan apa pun yang dapat kita lakukan demi untuk generasi mendatang.

“Anak-anakku Pramuka, kalian adalah harapan kami. Kegiatan yang kalian lakukan dalam Gerakan Pramuka sangat membesarkan dan membanggakan hati kami. Kalian adalah generasi yang pandai mengisi masa remaja dengan kegiatan yang berguna untuk diri kalian, masa depan bangsa dan negara kita,” kata Presiden memberi pesan. Dalam bagian lain sambutannya Presiden juga mengingatkan, agar Pramuka yang sebagian besar lahir dan meningkat remaja di masa Orde baru, Orde Pembangunan, hendaknya hams memasang niat dan memantapkan tekad untuk menjadi insan-insan pembangunan yang penuh keyakinan, menyingsingkan lengan baju dan memeras keringat menyumbangkan karya untuk kebesaran bangsa dan negara. “Melalui Perkemahan Wirakarya Nasional ini, kalian akan melakukan berbagai kegiatan yang sangat berguna untuk melatih diri sebagai pewaris dan penerus para pendahulu kita,” demikian pesan Presiden.

 

Patung Sudirman

Selesai upacara dan suguhan tarian cangkul yang menggambarkan proses tanam padi sampai menuai, Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto beserta Mendikbud Fuad Hassan, Pangab Jenderal Try Soetrisno, Menpora Akbar Tandjung, Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, Menteri Pertanian Wardoyo, meninjau lokasi perkemahan kemudian meresmikan patung “Pandoe” Sudirman yang berada di kompleks Monumen tempat lahir almarhum Panglima Besar Sudirman.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Letjen (Purn) Mashudi dalam laporannya mengatakan, PWN diikuti 6.417 peserta dari 27 Propinsi. Pelaksanaannya dilakukan dalam 3 rotasi masing-masing seminggu. Untuk rotasi pertama sebanyak 1.832 Pramuka siap melakukan kegiatan.

PWN yang berlangsung mulai 23 Juni-15 Juli 1990 ini akan menyelesaikan 11 proyek fisik, berupa perbaikan jalan, membuat irigasi, rehabilitasi pasar, pembuatan subterminal, penghijauan dan berbagai proyek lain. Sedang nonfisik berupa penyuluhan KB, sanitasi, kesadaran berpemerintahan dan bernegara dan juga pentas seni.

Sumber : SUARA KARYA (25/06/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 627-629.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.