PRESIDEN AJAK SANTRI AMBIL PERAN AKTIF[1]
Tasikmalaya, Media Indonesia
Presiden Soeharto mengajak para ulama dan para santri untuk mengambil peran aktif dalam memajukan masyarakat yang masih tertinggal. “Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang dihormati terutama oleh masyarakat pedesaan dapat memainkan peranan yang penting dalam memberantas kemiskinan,”ujar Kepala Negara.
Islam, menurut Presiden, mewajibkan umatnya untuk berjuang memerangi kemiskinan. “Karena itu kita wajib mengangkat harkat dan martabat mereka yang masih tertinggal agar dapat mencapai tarafkesejahteraan sosial dan ekonomi yang lebih baik,” kata Presiden Soeharto pada Syukuran HUT ke-90 Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jabar, kemarin.
Pemerintah juga akan memberi bantuan, dorongan, dan bimbingan agar setiap warga masyarakat yang tergolong miskin dan tertinggal secara bertahap mampu hidup mandiri dan lebih sejahtera. Kepala Negara mengemukakan masyarakat di desa-desa yang masih tertinggal itu perlu dibantu agar dapat bangkit kekuatannya sendiri. “Sekali kekuatan itu bangkit, maka terbuka jalan untuk maju,” tegas Presiden. Khusus mengenai desa-desa tertinggal ini, menurut Kepala Negara, tugas kita adalah membantu agar mereka dapat maju dengan kekuatan sendiri, dan yang perlu diberikan adalah kail bukan ikan. “Karena dengan kail justru dapat diperoleh ikan.” Pada bagian lain Kepala Negara mengharapkan Pondok Pesantren Suryalaya terus dapat meningkatkan amalnya kepada masyarakat, bangsa dan negara baik melalui dakwah dan pendidikan maupun dalam pembangunan ekonomi. Presiden juga menyampaikan penghargaan kepada para sesepuh dan pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya dalam usahanya menanggulangi korban penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya. Sementara itu sesepuh Pesantren Suryalaya KH A Shohibul Wafa Tajul Aritin dalam sambutannya menyampaikan doa para santri agar Presiden diberi panjang umur dan berkah dalam memimpin bangsa Indonesia, mencapai keberhasilan yang gemilang, sejahtera lahir batin dunia akhirat serta terus berkesinambungan dalam pembangunan. “Doa ini sebagaimana doa yang telah kami bacakan ketika menghadap Bapak di Bina Graha beberapa waktu lalu,”ungkapnya. (Rid/EM)
Sumber : MEDIA INDONESIA ( 06/09/1995)
_____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 5245-525.