PRESIDEN: AMAN TIDAKNYA JAKARTA BERDAMPAK NASIONAL[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan, tugas mengamankan Jakarta mempunyai sifat yang khusus karena aman atau tidak Jakarta mempunyai dampak yang bersifat nasional, bahkan internasional.
“Ini hendaknya benar-benar disadari oleh jajaran Kodam Jaya, instansi-instansi yang bersangkutan dan masyarakat ibukota, “kata Presiden dalam sambutan tertulis dibacakan Menhankam, Edi Sudradjat pada syukuran HUT ke-45 Kodam Jaya di Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden, Jakarta memiliki sifat khusus, disamping sebagai ibukota juga pusat pemerintahan, pusat kegiatan politik, pusat kegiatan ekonomi-perdagangan, pintu gerbang utama keluar masuknya tamu, pusat kegiatan budaya dan pusat pendidikan. “Karena sifat Jakarta yang khusus itu, maka menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menjaga agar Jakarta menjadi kota yang aman, tenteram, tertib dan dinamis,”kata Presiden.
Sesuai doktrin dan sistem Hankamrata, tugas pemeliharaan keamanan bukan menjadi tugas utama ABRI saja, tetapi juga menjadi tugas seluruh jajaran pemerintahan dan seluruh warga negara.
“Dalam doktrin dan sistern itu, masalah-masalah pertahanan keamanan harus diketahui sejak dini agar gangguan dapat dicegah, ditangkal dan ditanggulangi sejak dini,” kata Presiden.
Masalah keamanan, kata Kepala Negara, umumnya timbul sebagai bagian dari dinamika kehidupan masyarakat. “Karena itu masyarakat sendiri yang pertama-tama harus memiliki kesadaran keamanan ini,” kata Presiden. Presiden menambahkan, ada masalah-masalah pertahanan dan keamanan yang pencegahan, penangkalan dan penanggulangannya berada di luar jangkauan masyarakat. “Tugas-tugas seperti itu menjadi tanggungjawab ABRI yang harus tetap dilaksanakan secara terpadu bersama-sama seluruh rakyat,” ujar Presiden. Pada bagian lain sambutannya, Kepala Negara menyatakan, dalam melaksanakan pembangunan dewasa ini, diandalkan potensi, kreativitas dan prakarsa masyarakat. “Karena itu kita harus berusaha keras untuk menciptakan kondisi dan peluang agar potensi, kreativitas dan prakarsa rakyat kita dapat tumbuh dan berkembang terus,” ucapnya. Pelaksanaan strategi itu, lanjut Presiden, telah mulai berhasil menggerakkan dinamika masyarakat. “Karena itu seluruh jajaran Kodam Jaya perlu memperdalam pengertian dan pemahamannya terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat,” katanya.
Sporadis
Sementara itu, Kepala Staf TNI-AD (Kasad) Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar dalam amanat tertulis yang dibacakan Pangdam Jaya, Mayjen TNI Wiranto pada saat upacara militer mengatakan, setiap permasalahan atau gangguan keamanan yang timbul (di Jakarta-red) pada hakekatnya tidak muncul secara sporadis dan berdiri sendiri.
“Tetapi merupakan rangkaian sebab akibat dari kondisi sosial masyarakat bahkan tidak tertutup kemungkinan merupakan rekayasa dari golongan atau pribadi yang bertujuan merongrong integritas bangsa dan kewibawaan pemerintah guna memperoleh keuntungan,”ujarnya.
Kasad menegaskan, masalah keamanan dan ketertiban di wilayah Kodam Jaya tidak dapat dipisahkan dari masalah aktual sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya, karena itu menjadi tanggungjawab semua instansi yang berada di daerah beserta seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk itu saya minta agar segenap prajurit Kodam Jaya mampu membina kerjasama di segala aspek kehidupan dan dilaksanakan secara terpadu dengan
segenap instansi terkait, tokoh masyarakat dan segenap komponen pembangunan bangsa,”katanya. Peringatan HUT ke-45 Kodam Jaya berlangsung meriah di Markas Kodam Jaya, Cililitan. Selain Menhankam, juga hadir antara lain Panglima Kostrad, Mayjen TNI Tarub, Panglima Armada Barat, Laksda TNl Arief Kushariadi, Kapolda Metro Jaya, Mayjen Pol Hindarto, Komandan Kopassus Brigjen TNI Subagyo. T.PU05/B/PU03/29/12/94 14:23/ru2
Sumber :ANTARA(29/12/1995)
______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 445-447.