PRESIDEN ANUGERAHKAN PARASAMYA UNTUK JABAR: KEBERHASILAN JANGAN MENJADIKAN PUAS DIRI

PRESIDEN ANUGERAHKAN PARASAMYA UNTUK JABAR: KEBERHASILAN JANGAN MENJADIKAN PUAS DIRI

 

 

Bandung, Kompas

Presiden Soeharto hari Rabu pagi di Bandung menyerahkan anugerah Parasamya Pumakarya Nugraha kepada daerah tingkat I Jawa Barat dengan harapan agar keberhasilan ini jangan lalu menjadikan rakyat Jabar berpuas diri karena pembangunan yang dilaksanakan masih terns berlanjut.

Dalam suatu upacara yang meriah dan khidmat di Lapang Gasibu depan Gedung Sate. Kepala Negara menilai, dalam garis naiknya gerak pembangunan secara nasional, Propinsi Jawa Barat selama Repelita IV yang penuh dengan berbagai ujian dan tantangan telah berhasil mencapai kemajuan-kemajuan yang membesarkan hati.

“Namun keberhasilan tadi jangan menjadikan kita berpuas diri. Sebab rasa puas diri dapat mengendapkan semangat kita, dapat mengurangi kewaspadaan kita. Padahal kita masih harus terus membangun,”ujar Kepala Negara.

Tanda kehormatan tertinggi di bidarg pembangunan itu diserahkan kepada Gubernur Jabar HR. Moh. Yogie SM, diiringi lagu Padamu Negeri dalam suasana yang penuh khidmat. Tanda kehormatan berbentuk pataka berwarna dasar hijau lumut, dengan lambang Garuda itu dianugerahkan lima tahun sekali kepada daerah tingkat I yang menunjukkan hasil karya tertinggi dalam melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sementara Gubernur Jateng Ismail dan Gubernur Jatim Soelarso pada upacara itu menerima Prayojana Kriya Pata Parasamya Purnakarya Nugraha, karena kedua propinsi yang pernah meraih Parasamya ini dalam Pelita IV lalu dinilai dapat mempertahankan prestasinya, sehingga termasuk tiga terbaik dari 27 propinsi di Indonesia.

 

Tidak Lebih Ringan

Menurut Presiden, tantangan pembangunan yang dihadapi di masa mendatang tidak lebih ringan dari apa yang telah dihadapi di masa lalu sehingga semangat dan kerja keras tetap harus dipelihara.

Diingatkan, Repelita V merupakan Repelita terakhir dari pembangunan jangka panjang 25 tahun pertama. Berhasil atau tidaknya Repelita V ini akan besar pengaruhnya terhadap proses tinggal landas dalam kurun waktu pembangunan jangka panjang 25 tahun kedua nanti.

Dalam melaksanakan Repelita V yang telah dimulai sekarang ini, kata Kepala Negara lebih lanjut, peningkatan kualitas manusia dan kualitas kehidupan masyarakat menjadi salah satu sasaran utama pembangunan.

Kualitas manusia Indonesia akan dapat ditingkatkan jika kehidupannya makin sejahtera, kebutuhannya makin terpenuhi, perasaannya tenteram, dan kegairahannya makin tinggi. Dalam Repelita V, tandas Presiden, harus dicurahkan perhatian pada keadilan sosial dalam, segala segi kehidupan masyarakat.

“Karena itu di samping berusaha terus meningkatkan pembangunan ekonorni,kita harus mencurahkan perhatian yang lebih besar lagi kepada pemerataan hasil-hasil pembangunan ke segenap lapisan masyarakat”, demikian Presiden Soeharto.

 

“Bravo” Jawa Barat

Hari bersejarah bagi 33 juta masyarakat Jabar ini ditandai dengan upacara yang berlangsung singkat, namun meriah. Kota Kembang Bandungju ga dihiasi dengan bendera, umbul-umbul, puluhan spanduk, dan beberapa bagian dari jalan utama yang menuju tempat upacara ditutup untuk umum. Salah satu spanduk besar di atas Gedung Dinas P & K Jabar bertuliskan, “Bravo Jawa Barat. Parasamya Kini Milikmu”.

Ratusan warga Jabar terutama anak sekolah menyaksikan secara langsung di sekeliling lapangan. Beberapa diantara mereka memanjat pohon, sementara anak balita dipundak orang tuanya. Udara sejuk membuat mereka tidak merasa lelah, kendati berdesakan dan terkadang dihalau Hansip.

Di tengah lapangan, berjajar wakil-wakil dari segenap potensi masyarakat yang berbaris rapi, dengan pemimpin upacara Bupati Cirebon, Kolonel (Art) Suwendo. Tidak terkecuali 100 wartawan Jabar yang bercelana hitam berbatik cokelat berbaris di samping organisasi wanita.

Di hadapan Presiden dan Ny. Tien Soeharto yang didampingi antara lain oleh Menko Kesra Soepardjo Rustam, Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno dan Mendagri Rudini juga digelar kesenian daerah Torta Gawe Rahayu yang bermakna kerja keras bersama-sama mencapai kesejahteraan. Kesenian yang didukung 250 orang ini merupakan paduan dari karawitan, tari dan puisi.

Hadir pula segenap tokoh Jawa Barat termasuk mantan Wapres Umar Wirahadikusumah, mantan Ketua MPR/DPR Amirrnachmud, para anggota MPR/DPR daerah pemilihan Jabar, serta para mantan Gubernur Jabar. Mereka pagi itu tampak cerah, saling bersalaman dan disambut hangat masyarakat.

 

 

Sumber : KOMPAS (31/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 307-309.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.