PRESIDEN ANUGERAHKAN SAM KARYA NUGRAHA, AKADEMI LAHIRKAN PERWIRA SETIA PADA SAPTA MARGA

PRESIDEN ANUGERAHKAN SAM KARYA NUGRAHA, AKADEMI LAHIRKAN PERWIRA SETIA PADA SAPTA MARGA

 

 

Presiden Soeharto Sabtu pagi di Akademi Militer Magelang, menganugerahkan tanda kehormatan Sam Karya Nugraha kepada Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara dan Akademi Kepolisian, yang diterima langsung oleh para Gubernur Akademi Angkatan dan Polri.

Tanda kehormatan Sam Karya Nugraha ini dianugerahkan atas keberhasilan keempat Akademi Angkatan dan Polri di dalam tugas dan pengabdiannya dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup negara melalui kepemimpinan ABRI.

Menurut Presiden Soeharto, tanda kehormatan Sam Karya Nugraha ini menyandang amanat pengabdian prajurit Sapta Marga Abadi. Amanat ini mencerminkan pengakuan dan penghargaan bangsa dan negara kepada seluruh darma bhakti akademi-akademi ini kepada bangsa dan negaranya di masa lampau.

Pengakuan dan penghargaan itu diberikan karena perwira-perwira remaja yang dihasilkan oleh akademi ini sekarang telah menunjukkan watak Prajurit Sapta Marga.

Amanat tersebut juga merupakan cermin dari kepercayaan dan harapan bangsa dan negara kepada akademi-akademi ini di masa datang. Kepercayaan dan harapan itu ialah bahwa akademi-akademi ini buat selama­lamanya akan melahirkan perwira-perwira yang akan selalu setia kepada Sapta Marga.

Dengan melahirkan prajurit-prajurit Sapta Marga, menurut Presiden, Angkatan Bersenjata kita dapat memberi sumbangan yang sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya kepada pembangunan bangsa kita menuju masyarakat maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila.

Dengan jalan ini maka Angkatan Bersenjata tetap dapat menempatkan dan mengabdikan dirinya sebagai kekuatan perjuangan bangsa kita yang ikut mengamankan pembangunan bangsa di masa depan dengan tetap menjaga kesinambungan dengan sejarahnya di masa lampau.

Menjaga kesinambungan sejarah tidak berarti kita mundur kembali ke sejarah lampau. Juga tidak berarti kita mengulangi perjuangan kepahlawanan dalam masa perang dan revolusi dahulu, tandas Kepada Negara.

Memang setiap kurun waktu sejarah mempunyai masalah dan tantangan yang berbeda-beda. Tugas tiap generasi adalah memberikan jawaban yang setepat-tepatnya dan sebaik-baiknya kepada tantangan sejarah yang dihadapkan kepadanya.

Harapan dan Kepercayaan

Amanat Pengabdian Prajurit Sapta Marga Abadi pada tanda kehormatan Sam Karya Nugraha yang dianugerahkan oleh bangsa dan negara ini menurut Kepala Negara, mencerminkan harapan dan kepercayaan yang sepenuh­penuhnya kepada perwira-perwira ABRI untuk tetap menjadikan ABRI sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit.

Harapan dan kepercayaan itu makin besar dalam tahun-tahun ini, karena kita sedang berada pada kurun waktu rampungnya proses peralihan tugas dan tanggung jawab dari generasi pembebas kepada generasi penerus pada seluruh jajaran ABRI.

Presiden Soeharto mengakui, tiap generasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Generasi pembebas yang semakin mendekati perampungan tugas sejarahnya dengan rendah hati dan ketulusannya menyerahkan segala pengalamannya, kelebihan dan kekurangannya kepada generasi penerus dan berikutnya.

“Ambillah yang terbaik dari generasi pembebas dan hindarilah kekurangannya”, pinta Presiden. Dengan demikian, sambil merampungkan tugas sejarahnya, dengan terus mengembangkan diri dan kemampuannya pada zaman pembangunan lahir batin bangsa kita sekarang ini. Generasi Pembebas tetap ingin menyumbangkan pengalamannya kepada sejarah bangsanya dan kepada generasi selanjutnya.

Dorongan yang paling dalam dari ABRI sehingga melahirkan Sapta Marga adalah tekad bulat ABRI untuk menjaga kelestarian negara Proklamasi yang berdasarkan Pancasila. Ini sekaligus menunjukkan tanggung jawab ABRI kepada nasib bangsa dan negaranya, menunjukkan tanggung jawab ABRI kepada sejarah masa depan bangsanya.

ABRI adalah pendukung dan pembela ideologi negara Pancasila. ABRI bertekad bulat membela dan mempertahankan Pancasila ini sampai titik darahnya yang terakhir. Sebabnya, ABRI yakin Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa kita, yang dapat menyatukan bangsa kita kepada kemajuan dan kesejahteraan yang berkeadilan sosial.

Penganugerahan Sam Karya Nugraha untuk keempat Akademi Militer dan Polri, yang berupa untaian kain berwarna kuning berukuran 12 cm kali 84 cm, dipasang pada ujung pataka yang dipegang oleh Gubernur Militer Mayjen TNI Untung Sridadi, Gubernur Militer TNI AL Laksma TNI Soegiatmo, Gubernur Militer TNI AU Marsda TNI J.H. Soemardjono dan Gubernur Akademi Kepolisian Mayjen Pol. Drs. Abdul Djabar Mangundihardjo.

Sebelumnya, penghargaan semacam ini diberikan negara kepada Seskoad pada tahun 1972, seluruh Kodam di Indonesia, Kodak VII Metro Jaya dan Kodak VIII Langlang Buana, Kodak IX dan Kodak X, Satuan Kopasgat serta RPKAD waktu itu, yang kini dikenal dengan nama Kopaskhas serta Kopashus, KKO TNI AL, Koarma dan Kostrad.

Hadir pada penganugerahan Sam Karya Nugraha kepada Akademi­akademi Militer dan Polri, Ny. Tien Soeharto, Wapres dan Ny. Karlina Umar Wirahadikusumah. Panglima ABRI Jenderal TNI Benny Murdani, serta kepala Staf Angkatan dan Kapolri, serta undangan lain.

Upacara penganugerahan ini dikomandani oleh Kolonel TNI Inf. Muhammad Yusuf Ilyas, berlangsung cukup meriah walaupun beljalan hanya sekitar 30 menit dan dilanjutkan dengan defile pasukan yang terdiri dari demonstrasi drumband taruna dari gabungan taruna Akademi. (RA)

 

 

Jakarta, Pelita

Sumber : PELITA (03/02/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 531-533.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.