PRESIDEN CARl JALAN AGAR PETANI BISA NIKMATI HASIL KERJA KERAS

PRESIDEN CARl JALAN AGAR PETANI BISA NIKMATI HASIL KERJA KERAS

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Selasa minta kepada Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk mencari jalan agar para petani benar-benar dapat menikmati kesejahteraan yang sesuai dengan kerja keras mereka, tanpa merugikan pihak-pihak lain.

Ketua Umum DPP HKTI, Martono, atas pertanyaan wartawan selesai diterima Presiden di Bina Graha, Jakarta, mengatakan bahwa dalam kaitan itu, Kepala Negara menekankan perlunya bagi petani untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

Sebagai contoh, Presiden Soeharto menunjuk pada kerjasama petani dengan para pemilik tanah yang tidak tergarap dengan cara bagi hasil.

Untuk memperlancar kerjasama tersebut, Kepala Negara menganjurkan HKTI untuk menghubungi Pemerintah Daerah yang di wilayahnya terdapat tanah tidak tergarap.

“Jadi, pada prinsipnya petani harus tetap kerja keras, namun hasil keija keras itu harus diupayakan supaya tidak seperti sekarang” kata Presiden seperti dikutip Martono.

Menurut Martono, petunjuk Presiden itu dikemukakan setelah ia melaporkan bahwa banyak di antara para petani selama ini sudah bekerja keras membanting tulang, namun hasil yang mereka peroleh tidak seimbang, meski pun diakui ada peningkatan kesejahteraan mereka dibanding sebelumnya.

Martono menghadap Presiden bersama para pengurus DPP HKTI lainnya untuk melaporkan hasil Munas HKTI sekaligus memperkenalkan diri mereka selaku pengurus baru DPP HKTI hasil munas tersebut.

Pada kesempatan itu, Presiden mengingatkan, program pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia sebenamya sudah ada di GBHN yang disusun MPR.

Oleh karena itu, sambungnya, program kerja yang dilaksanakan HKTI juga harus bersumber pada GBHN tersebut.

Tentang kesulitan biaya bagi petani untuk menggarap tanah, Kepala Negara menjelaskan bahwa pemerintah kini sedang mempersiapkan pendirian bank di kecamatan-kecamatan dengan modal Rp 50 juta.

Martono mengatakan HKTI menyambut baik pengadaan bank-bank itu karena pasti akan membantu mengatasi kekurangan modal pada petani.

Akan tetapi, atas pertanyaan wartawan, ia menyarankan perlunya dibicarakan soal ‘aturan main’ pengoperasian bank itu.

“Kalau ada uang datang tentu petani akan menyambut baik, masalah nya sekarang tentu menyangkut pengaturannya. Selama ini sudah ada bank, tetapi jangkauan sirkulasi uangnya tidak sampai kepada para petani,” katanya.

Martono juga melaporkan kepada Presiden rencana penyelenggaraan suatu pertemuan petani internasional di Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung akhir Oktober sampai awal September 1989.

Pertemuan yang diprakarasi Organisasi Tani Internasional dan dibiayai Pemerintah Belanda tersebut akan diikuti peserta dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.

 

 

 

Sumber : ANTARA(20/06/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 919-920.

 

 

 

n

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.