PRESIDEN: CARl SEBAB PENURUNAN EKSPOR NONMIGAS

PRESIDEN: CARl SEBAB PENURUNAN EKSPOR NONMIGAS[1]

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto memerintahkan instansi berwenang mencari sebab-sebab menurunnya ekspor nonmigas ke negara tertentu,dan kemudian mengambillangkah yang tepat guna meningkatkan devisa negara.

Menpen Harmoko seusai sidang kabinet terbatas bidang Ekku, Wasbang dan Indag yang dipimpin Presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta, Rabu menambahkan, Kepala Negara juga memerintahkan agar instansi terkait mewaspadai laju inflasi yang pada April ini tercatat 0,24 persen turun dari 0,70 persen Maret. Neraca perdagangan Indonesia, menurut Harmoko, pada Februari 1994 mencatat ekspor senilai 2,7999 miliar dolar AS dan impor tercatat 2,1507 miliar dolar sehingga terjadi surplus 649,2 juta dolar AS.

Dengan demikian, pada kurun April 1993- Februari 1994 ekspor Indonesia tercatat 33,3964 miliar dolar AS, impor 26,2405 miliar dolar AS sehingga surplus 7,1459 miliar dolar AS, kata Menpen. Dikatakannya juga bahwa surplus perdagangan Indonesia menurun pada Januari 1994 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan surplus perdagangan itu terjadi dengan negara Hongkong, Jepang, RRC, Persatuan Emirat Arab dan Thailand. Tetapi,surplus perdagangan Indonesia juga mengalami peningkatan yaitu dengan negara AS, Belanda, Inggris, Korsel dan Benelux, kata Harmoko.

Dalam kaitan inilah, tambahnya, Kepala Negara memerintahkan jajaran terkait untuk mencari sebab menurunnya ekspor itu dan kemudian mengambillangkah yang tepat guna mengatasinya. Komoditi nonmigas yang nilai ekspomya di atas 500jutaAS dolar masih komoditi dari industri tekstil, kayu, karet, elektronika, kulit, kelapa sawit dan industri pangan serta besi dan baja, kata Menpen.

Inflasi dan Uang Beredar

Menteri mengatakan, inflasi pada April 1994 tercatat 0,24 persen yang berarti turun dari 0,70 persen pada bulan sebelurnnya, sedangkan uang beredar sampai Maret Rp 38,452 triliun. Presiden Soeharto memerintahkan semua pihak untuk tetap waspada terh adap inflasi itu, walaupun tingkat inflasi mengalami penurunan. Turunnya angka inflasi itu antara lain akibat menurunnya indeks harga bahan makanan yang tercatat minus 0,71 persen April ini turun jauh dibanding Maret yang 1,61 persen.

Demikian pula, kelompok perumahan hanya naik 0,40 persen, sedangkan kelompok sandang hanya naik 0,29 persen yang berarti jauh di bawah kenaikan Maret yang 1,41 persen, kata Menpen. Sidang tersebut juga membahas masalah industri cordi Batur Ceper, Jateng yang mengalami masalah mutu produksi. Untuk itu, Pemerintah akan membangun fasilitas laboratoriurn guna meningkatkan mutu produksi besi cor di daerah itu. “Hal itu juga sesuai dengan permintaan masyarakat  di Batur,”kata Menpen. Selain itu, sidang yang dihadiri Wapres Try Sutrisno tersebut juga membahas komoditi strategis yang keadaannya kini seimbang antara permintaan dan penawaran.

Kepala Negara dalam sidang itu juga memerintahkan agar instansi terkait mengkoordinasikan pengadaan dan penyuluhan serta pengangkutan pupuk urea tab­let. Presiden memerintahkan pula agar mutu dan pemasaran kakao dikendalikan men gingat komoditi ini dikelola oleh perkebunan rakyat. Produksi harus ditingkatkan, namun mutu juga harus dinaikkan, demikian Menpen.

(T.EU03/13.00/EU06/ 4/05/9413:20/RUl/14:46).

Sumber :ANTARA(04/05/1994)

_____________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 252-253.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.