PRESIDEN DENGAN PARA GUBERNUR: TINGKATKAN TRANSMIGRASI SPONTAN

PRESIDEN DENGAN PARA GUBERNUR: 

TINGKATKAN TRANSMIGRASI SPONTAN [1]

 

Jakarta, Sinar Harapan

Presiden Soeharto menginstruksikan kepada semua Gubernur dari daerah pelaksana Bimas Inmas untuk mengikuti pelaksanaannya terus menerus, Secara khusus diinstruksikan agar setiap hari Kepala2 Daerah ini mengikuti perkembangan distribusi pupuk sampai ke-desa2. Juga diinstruksikan agar transmigrasi spontan ditingkatkan.

Hal itu dikemukakan Sekneg Soedharmono selesai pertemuan kl. 3 jam antara Kepala Negara dan Gubernur2 peserta Raker di Bina Graha Kamis Siang.

Khusus kepada ke-10 daerah pelaksana Bimas yang biasa disebut sebagai Kelompok A, Presiden Soeharto telah memberikan masing2 satu drier (pengering gabah).

Kepala Daerah ybs diminta untuk menghadiahkan drier ini kepada BUUD yang paling baik atau paling berhasil selama ini.

Soedharmono katakan dari kunjungan2 Presiden ke beberapa BUUD selama ini, Kepala Negara mencatat bahwa salah satu faktor penghambat dalam usaha BUUD adalah soal pengeringan gabah, apalagi bila musim2 penghujan.

Soal Transmigrasi

Selanjutnya kepada daerah2 penerima dan pengirim transmigrasi, Kepala Negara meminta untuk meningkatkan baik penerimaan maupun pengiriman transmigrasi.

Peningkatan itu adalah khusus untuk transmigrasi spontan yang tidak diatur Pemerintah, kecuali penyediaan tanah oleh daerah penerima dan uang transpor sebesar Rp 40.000 per kepala keluarga.

Untuk lebih menggairahkan transmigrasi spontan ini, kata Soedharmono uang transpor itu telah dinaikkan menjadi Rp. 100.000,- per kepala keluarga.

“Perbedaan antara yang spontan dengan yang umum ialah, bagi yang umum segalanya diatur oleh Pemerintah termasuk uang transpornya jauh lebih besar yaitu RP. 250.000,- per KK. Sedangkan tanah yang disediakan bagi transmigrasi yang spontan sama sekali belum dibuka seperti utk transmigrasi umum, demikian Sekneg. “Tapi toh, hasil transmigrasi spontan tidak kalah dari yang umum,” tambahnya.

Dalam waktu dekat ini diharapkan 1.000 kepala keluarga dari seluruh Jawa dan Bali akan dapat dikirimkan ke-daerah2 penerima transmigrasi. Diperkirakan jumlah jiwa 1.000 kk ini adalah 5.000 jiwa, yaitu dengan perhitungan masing2 keluarga mempunyai 3 anak. Untuk itu tiap propinsi akan menerima Rp. 100 juta sebagai uang transpor.

Drier assembling DN

Drier (pengering gabah) yang diserahkan Kepala Negara kepada kesepuluh Propinsi Kelompok A adalah assembling dalam negeri demikian Soedharmono.

Kamis siang di bagian depan gedung Bina Graha kepada para Gubernur drier itu telah diperkenalkan. Harga perbuah sekitar Rp 450.000, diassembling oleh Rice Processing & Research Center BULOG dan telah diteliti oleh pihak IPB Bogor.

Kecepatan pengering rata2 0,8 – I pct perjam dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah 2 – 2,3 liter perjam. Mesin penggeraknya berkekuatan 5 HP sedangkan pelaksananya terdiri dari 3 orang, seorang pengurus mesin dan 2 or­ang pengangkut gabah.

Terima Komodo Awetan

Kamis siang itu, Gubernur Jawa Timur M. Nur telah menyerahkan seekor binatang komodo yang sudah diawetkan. Pemberian ini adalah atas nama rakyat Jawa Timur yang akan ditempatkan di musium Margasatwa di proyek Miniatur Indonesia Indah bila telah selesai. Untuk sementara binatang awetan ini akan ditempatkan di Bina Graha. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (23/11/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 383-384.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.