PRESIDEN DI BATAM: PADANG GOLF DIRESMIKAN UNTUK KEMBANGKAN PARIWISATA

PRESIDEN DI BATAM: PADANG GOLF DIRESMIKAN UNTUK KEMBANGKAN PARIWISATA

 

 

Batam, Kompas

Sebuah lapangan golf bertaraf internasional untuk mengembangkan pariwisata dan sebagai salah satu upaya memancing investor mancanegara ke kawasan industri Pulau Batam, diresmikan Presiden Soeharto hari Minggu di Nongsa, Batam. Dalam kunjungan sehari tersebut, Kepala Negara dengan menggunakan kapal motor Bea dan Cukai, juga meninjau kebun anggrek dan peternakan buaya di Pulau Bulan.

Presiden memukul bola pertama sebagai tanda digunakannya padang golf yang diberi nama “Talvas” tersebut, disusul Menko Polkam Sudomo sebagai Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) dan Menhankam L.B .Moerdani. Padang golf ‘Talvas”, yang dalam bahasa Latin berarti “tempat dekat surga” itu, dibangun oleh PT Pan Island Development, sebuah usaha patungan PMA, ketja sama antara PT Nongsa Permai (Indonesia-40 persen) dan Komatsubara Kensha Jigyodan Co. (Jepang 60 persen).

Pembangunan lapangan golf itu sendiri hanya merupakan satu bagian dari sebuah rencana besar di bidang pariwisata yang akan dikembangkan Pan Island di Pulau Batam, dengan total investasi seluruhnya sebesar 100 juta dollar AS. Komatsubara adalah sebuah perusahaan yang telah berpengalaman di bidang bisnis olahraga golf. Kecuali di Nongsa, ia juga telah membangun lapangan golf komersial di Okinawa (Jepang), Tahiti (Pasiflk), Vancouver (Kanada), Ho Chi Min City (Vietnam).

Menurut Komisaris Utama Pan Island Development Sudwikatmono, padang golf Talvas yang pertama dibangun perusahaannya dari keseluruhan rencana, karena melalui kehadiran para pegolf internasional, akan memancing calon, wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Jaringan keanggotaan Talvas Golf Club yang beranggotakan 2.000 orang, bersifat internasional.

 

Pukulan Benny Melenceng

Presiden Soeharto yang pagi kemarin mengenakan T-shirt biru muda dan celana putih, memukul bola pertama terarah baik sehingga mendapat tepukan riuh. Presiden langsung menghampiri Sudomo dan memegang dadanya, “Pasti sudah deg-degan.”

Sodomo yang memukul kemudian, juga terarah baik, tetapi tidak sejauh pukulan Pak Harto. “Kita kan tidak boleh mengalahkan Kepala Negara,” kata Sudomo yang suka bergurau itu sebelum memukul bola. Ucapannya itu langsung ditangkis Pangab Jenderal Try Sutrisno, “Ah… itu ‘kan kilah saja.” Hadirin gelak tertawa. Tetapi giliran Menhankam L.B. Moerdani memukul (dengan hanya dua-tiga kali ancang-ancang), bolanya melenceng ke kanan dan mengenai seorang juru foto.

Semua tertawa terbahak-bahak, termasuk Presiden. Mereka kemudian bermain bersama sebanyak sembilan holes selama sejam lebih. Kelompok kedua diikuti oleh Pangab Try Sutrisno, Menmud Perdagangan Tungky Ariwibowo, Menkeh Ismail Saleh, Menpera Siswono Yudohusodo, dan Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita.

Setelah padang golf Talvas, akan segera dibangun pula sebuah hotel berbintang lima dengan kapasitas 400 kamar, dan sebuah berbintang tiga dengan 75 kamar. Padang golf yang akan dibangun direncanakan dua buah, masing-masing 18 holes, dilengkapi berbagai sarana penunjang.

Tahap pertama yang diresmikan kemarin baru sembilan holes. Juga akan dibangun 13 buah lapangan tenis serta berbagai pusat olahraga lainnya, dan berbagai pusat rekreasi khususnya rekreasi laut. Semua sarana pariwisata ini diharapkan selesai tahun 1993/94. Jumlah wisatawan yang diharapkan sebanyak 30.000 per bulan sebagai limbahan dari Singapura, terbesar diharapkan dari Jepang sebanyak 80 persen.

Kecuali sebagian kawasan industri, Pulau Batam memang direncanakan pula sebagai sebuah kawasan pariwisata dengan tetap mempertahankan kawasan hutan lindung yang ada di sana. Sementara ini, pengembangan pariwisata terlihat jauh lebih berkembang dibanding kemajuan sektor industri. Seluruh rencana pengembangan Pulau Batam diharapkan selesai tahun 2003.

 

Peternakan Buaya

Di peternakan buaya Pulau Bulan yang ditinjau Presiden, kini terdapat sebanyak 1.500 ekor anak buaya, 329 ekor calon induk, dan 86 ekor calon pejantan. Presiden Soeharto mendapat penjelasan proses peternakannya, dan didemonstrasikan bagaimana buaya diberi makna. Dengan induk sebanyak 329 ekor, tiap tahun diharapkan dapat dihasilkan anakan buaya sebanyak 9.000 ekor.

Diharapkan tahun 1992 dapat dilakukan ekspor perdana sebanyak 4.000 lembar kulit buaya yang telah disamak dan pada tahun 1994 akan meningkat menjadi 7.500 lembar per tahun senilai Rp 5,9 milyar. Di samping itu akan dilakukan ekspor daging segar ke Singapura dan Hongkong yang permintaannya terus meningkat setiap tahun.

Peternakan buaya itu sendiri dilakukan secara terpadu dengan peternakan anggrek dan peternakan babi, bebek, kodok, ikan darat dan buah-2an. Bagian daging dan isi perut babi yang terbuang dimanfaatkan untuk makanan buaya, sementara kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk. Perkebunan anggrek yang ditinjau Presiden sebanyak tiga unit (masing2 2 hektar) dari seluruhnya 16 unit yang direncanakan tiap unit menghasilkan 100.000 tangkai, tahun depan diharapkan sudah bisa mulai diekspor.

Peternakan babi untuk di ekspor ke Singapura, dimulai sejak tahun 1986. direncanakan dalam berisi 600.000 ekor babi pertahun. Sekitar 50 persen diekspor ke Singapura yang telah melarang petemakan babi di negerinya.

 

 

Sumber : ANTARA(12/11/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 781-783.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.