PRESIDEN HARAP PENYELESAIAN DAMAI IRAN IRAK
Presiden Soeharto mengharapkan semoga tidak tertutup kemungkinan untuk mencari penyelesaian damai Iran-Irak, karena bagaimanapun konflik tersebut merugikan ke dua belah pihalc serta persatuan Islam.
Harapan Presiden Soeharto itu dikemukakan ketika di kediamannya Jalan Cendana, Jakarta hari Rabu menerima utusan khusus Presiden Iran, Jawad Mansyuri.
Menlu Mochtar Kusumaatmadja yang mendampingi Presiden Soeharto dalam pertemuan itu, mengemukakan kepada para wartawan di Istana Merdeka, bahwa utusan Presiden Iran yang merupakan seorang pejabat tinggi Deplu di negaranya itu telah menjelaskan mengapa Iran selama ini tidak memperhatikan imbauan damai badan-badan internasional dalam konfliknya dengan Irak.
Utusan Iran itu mengemukakan, selama ini badan-badan internasional tidak memperhatikan pandangan Iran. Menurut Iran, untuk penyelesaian konfliknya dengan Irak harus terlebih dahulu ditentukan siapa yang bersalah dan ganti rugi harus dilakukan oleh Irak.
Menlu Mochtar ketika ditanya pers apakah tidak ada permintaan partisipasi Indonesia untuk menyelesaikan konflik Iran-Irak, hanya mengatakan, “Pembicaraan tidak sampai ke sana.”
Mochtar menjelaskan bahwa pihak Iran mengharapkan kunjungannya ke Iran. Dalam hal ini Menlu mengatakan, bahwa kunjungannya ke Iran memang sudah direncanakana dan mudah-mudahan dilaksanakan dalam waktu dekat ini guna meningkatkan kerja sama di bidang lain seperti kebudayaan.
Menlu Mochtar mengatakan, dalam pertemuan antara Presiden Soeharto dan utusan khusus Presiden Iran itu oleh kedua belah pihak dinilai bahwa hubungan bilateral ke dua negara dalam keadaan baik, tapi masih perlu ditingkatkan.
Dalam kaitan ini Menteri Perdagangan Iran akan mengadakan kunjungan ke Indonesia untuk membicarakan usaha peningkatan hubungan dagang ke dua negara.
Selama ini Iran banyak membeli barang-barang Indonesia seperti tekstil dan kayu lapis, namun sebagian besar melalui Dubai. Untuk itu sedang dijajaki hubungan perdagangan langsung antara ke dua negara.
Utusan khusus Presiden Ali Khameini itu mengemukakan, bahwa Iran seperti juga Indonesia sedang menggalakkan ekspor nonmigas.
Menlu Mochtar mengatakan, kepada Presiden Soeharto, utusan Iran itu menjelaskan alasan-alasan kenapa negara itu tidak menerima Kuwait untuk menjadi tuan rumah KTT Organisasi Konferensi Islam yang dijadwalkan 26-27 Januari mendatang.
Pihak Iran menilai bahwa Kuwait tidak bisa diharapkan untuk tidak memihak dalam konflik Iran-Irak, di samping alasan-alasan keamanan.
Pihak Iran tidak menjelaskan mengenai masalah keamanan itu. Tapi Menlu Mochtar kepada pers mengemukakan, mungkin Kuwait dekat dengan medan perang Iran-Irak.
Kalau KTT OKI jadi dilangsungkan di Kuwait, pihak Iran mengharapkan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang baik. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (14/01/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 17-18.