PRESIDEN HARAPKAN HUJAN BUATAN HADAPI KEMARAU
[1]
Jakarta, Bisnis Indonesia
Presiden Soeharto berharap persediaan air dalam menghadapi musim kemarau tahun ini harus tetap mencukupi. Caranya antara lain dengan membuat hujan buatan di sekitar waduk tidak saja di Pulau Jawa tapi juga di tempat-tempat lain.
“Kita harus bersiap dan tetap waspada, serta memikirkan pola tanam apa yang sesuai sejak jauh hari, “kata Presiden ketika memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin di Bina Graha kemarin.
Meskipun belum ada tanda-tanda akan kemarau panjang, di Kalimantan sudah terdapat indikasi sungai-sungai mulai kering, dan ini bisa menghambat pengangkutan hasil kayu.
Berkaitan dengan itu pula, kata Menpen Harmoko kepada wartawan selepas sidang, Presiden menginstruksikan agar dilakukan penelitian sampai sejauh mana bisa mempercepat adanya awan agar air sungai mampu berfungsi lagi.
Pupuk
Di bidang penyediaan komoditas strategis April hingga Juli tahun ini, dilaporkan keadaan stoknya cukup aman dan mantap. Pengadaan pupuk urea, TSP, ZA dan KCL untuk April hingga Juli tahun ini secara nasional juga cukup aman. Stok hingga akhir Juli cukup untuk memenuhi bulan berikutnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan pemakaian pupuk dalam dua bulan mendatang, selama Mei dan Juni tahun ini sejauh mungkin ekspor urea akan ditangguhkan dan digeser pada bulan berikutnya, kecuali untuk memenuhi komitmen pemerintah seperti ekspor ke Tanzania dan ekspor dari PT. Asean Aceh Fertilizer.
Timah Hitam
Sidang juga mendengarkan laporan ekspor hasil industri periode April 1991 sampai Januari tahun ini, dan juga yang terkait dengan upaya untuk rnengembangkan prospek industri timah hitam. Dilaporkan industri timah hitam Indonesia dapat bersaing di pasaran AFTA, Asia maupun global. Timah hitam pada umumnya digunakan untuk pembuatan accu dan kendaraan bermotor yang jumlahnya cenderung terus meningkat. Saat ini belum terdapat tanda-tanda bahwa teknologi accu tidak menggunakan timah hitam, sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan accu dunia, termasuk timah hitam terus akan meningkat.
Dilaporkan luas tanam supra insus padi sudah mencapai 1.960.176 ha, luas tanam intensifikasi jagung juga mencapai 2.108.405 ha, demikian juga luas tanam intensifikasi kedele mencapai 711.511 ha. Prakiraan luas panen padi, realisasi tanam padi musim tanam tahun 1991/ 1992. Oktober hingga Maret seluas 173.347 ha.
Di bidang perkebunan, dilaporkan realisasi areal tanam tebu musim tanam 1991/ 1992 hingga Maret tahun ini mencapai 399.684 ha. Realisasi areal panen tebu tahun giling 1992 hingga Maret mencapai 7.069 ha, dengan produksi tebu mencapai 673.000 ton atau 47.000 ton hablur dengan rendemen 7%.
Dalam sidang juga dibahas tentang pemalsuan bahan baku pakan (konsentrat) yang digunakan makanan pokok ternak non ruminansia, terutarna untuk unggas. Pakan itu dibuat dari berbagai campuran bahan baku jagung 40%, bekatul 30%, bungkil kedele 15%, tepung ikan 5% dan lainnya.
Kebutuhan pakan ini tahun lalu sekitar 7,5 juta ton, sedangkan produksinya baru mencapai 1,6 juta ton atau 21%. Kebutuhan bekatul untuk bahan makanan ini tahun lalu sekitar 2,25 juta ton dan tahun ini 2,37 juta ton.
Kebutuhan bekatul yang sangat besar ini mudah dimanipulasikan atau dipalsukan, yaitu dengan pencarnpuran bahan-bahan lain.
Dampak penggunaan bekatul palsu ini mencakup penurunan produksi telur, pertambahan berat ayam broiler tidak optimal kurang dari 15%-20% dan ayam mudah diserang penyakit dan angka kematian naik dari 0,7% menjadi 3%. Kerugian mencapai sekitar Rp 106 juta/kelompok peternak dengan jumlah ternak 40.000 ekor.
Sumber: BISNIS INDONESIA (07/05/1992)
______________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 741-742.