PRESIDEN HARAPKAN PENGUSAHA AS MEMAHAMI SITUASI YANG DIHADAPI RI[1]
Seattle, Suara Karya
Presiden Soeharto mengharapkan agar para pengusaha Amerika Serikat bersedia untuk menerima kemajuan negara-negara berkembang dan menerima negara berkembang itu sebagai pendatang baru. Hal inipenting, karena melalui interaksi itu negara berkembang mampu menghilangkan kemiskinan, memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan penduduk dan akhirnya mengurangi ketegangan internasional.
Harapan Kepala Negara itu disampaikan dalam acara makan malam yang diadakan pengusaha Amerika Serikat yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Bisnis dan Teknologi Amerika Serikat dan ASEAN, Sabtu malam lalu di Hotel Sheraton Seattle.
Wartawan Suara Karya Agustianto melaporkan, acara itu dihadiri oleh sekitar 100 pengusaha top AS dan Indonesia. Dari Indonesia hadir antara lain Peter Gonta, salah satu direktur Bimantara, demikian pula Direktur Danayasa Tommy Winata, serta M Manimaren dari Texmaco Group. Presiden mengatakan, kerja sama antara Utara dan Selatan hendaknya juga merupakan ciri dari era pasca Perang Dingip. Gerakan Nonblok telah mengajukan gagasan-gagasan konkret agar konfrontasi berubah menjadi kerja sama diantara bangsa-bangsa yang miskin dengan yang kaya.
Indonesia, menurut Presiden, berketetapan hati untuk memperbaiki hak-hak dari semua manusia, termasuk hak untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Oleh karena itu kebijakan ekonomi telah diusahakan untuk meningkatkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas.
Kami telah berusaha untuk mencapai keseimbangan dari semua sasaran itu, “kata Presiden. Indonesia, kata Kepala Negara, menyambut baik keikutsertaan pihak-pihak dan badan-badan asing yang ingin menyertai dalam upaya untuk mencapai tujuan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia. “Namun kerja sama harus disertai dengan pengertian atas kenyataan yang dihadapi Indonesia. Sasaran-sasaran harus mempertimbangkan perkembangan sejarah dan tahapan pembangunan ekonomi bangsa, “kata Presiden.
Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat juga erat dan mempunyai arti penting. Perekonornian Indonesia memanfaatkan investasi besar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Amerika di bidang tambang, minyak dan gas, petrokimia dan manufaktur. Investasi swasta Amerika di Indonesia telah melampaui 30 milyar dolar AS. Keikutsertaan Amerika pada proyek-proyek baru, khususnya dalam pembangunan prasarana untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi Indonesia, merupakan unsur yang penting bagi perkembangan ekonomi di masa depan.
Di samping itu, kata Presiden, perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat berkembang pesat selama tahun-tahun terakhir ini dan mencapai hampir 9milyar dolar AS pada tahun 1992. Perdagangan itu bermanfaat bagi kepentingan kedua negara.
Setara
Perkembangan yang dicapai Indonesia selama seperempat abad terakhir ternyata setara dengan perkembangan yang dialami negara-negara APEC lainnya. Dua-puluh lima tahun yang lalu, Indonesia menghadapi kemiskinan, hiperinflasi, kekurangan prasarana dan sempitnya kesempatan kerja. Dewasa ini Indonesia telah mencapai kemajuan ekonomi yang tinggi. Melalui pengelolaan ekonomi yang hati-hati, Indonesia dapat mengurangi intlasi sampai di bawah 10persen.
Presiden mengatakan, dalam kurun waktu kurang dari duapuluh lima tahun, Indonesia telah berhasil menurunkan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dari 60 persen menjadi tinggal 15 persen. Kesempatan kerja dari para pekerja Indonesia juga telah makin meluas dengan pesat. Ketergantungan dari minyak bumi telah berkurang secara drastis. “Dewasa ini ekspor non migas kami mencapai dua pertiga dari seluruh ekspor, dibanding dengan hanya seperlirna saja sekitar sepuluh tahun yang lalu,”katanya.
Marsinah
Sebelumnya para pengusaha itu menyampaikan pernyataan kepada Presiden Soeharto, di antaranya kasus kematian Marsinah. Mereka merasakan keprihatinan yang mendalam. Pernyataan tertulis itu juga menyebutkan bahwa informasi atas kasus itu, hanya sebagian kecil saja diterima dari Dubes Indonesia untuk AS Arifin M Siregar, sedangkan informasi lebih rinci malahan diperoleh dari majalah terbitan Indonesia. Meskipun pernyataan itu hanya satu alinea yang terdiri atas lima baris, menurut laporan itu pihaknya belum puas sehingga Asia Watch yang tergabung dalam kelompok itu perlu melakukan penelitian sendiri atas kasus tersebut. Pernyataan itu disampaikan oleh Mike Jendrzejcyk tanpa dibacakan terlebih dahulu. Ia adalah Direktur Asia Watch, Washington.
Kunjungan Kehormatan
Presiden Soeharto Jumat malam (Sabtu pagi WIB), menghadiri jamuan yang diselenggarakan Presiden AS Bill Clinton bagi para kepala pemerintahan peserta pertemuan informal forum Kerja Sama Asia Pasifik di Seattle. Selain Presiden Soeharto, acara dihadiri PM Australia Paul Keating, PM Thai Chuan Leekpai, PM Kanada Jean Chretien, PM Jepang Morihiro Hosokawa. Jamuan berlangsung di Hotel Four Seasons tempat menginap Presiden dan para kepala pemerintahan peserta pertemuan APEC. Sebelum menghadiri jamuan, Presiden Soeharto mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Bill Clinton.
Sumber: SUARAKARYA(22/11/1993)
___________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 608-610.