PRESIDEN HARAPKAN PGRI IKUT TANGANI MASALAH “GURU FIKTIF”

PRESIDEN HARAPKAN PGRI IKUT TANGANI MASALAH “GURU FIKTIF”

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Senin mengharapkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dapat ikut ambil bagian dalam langkah-langkah penanganan masalah “guru fiktif “ yang pemah dihebohkan belakangan ini.

Dengan demikian, kata Presiden sebagaimana dikutip Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Basjuni Suriamihardja usai diterima Kepala Negara di Bina Graha Jakarta, nantinya diharapkan tidak akan ada lagi laporan yang di satu pihak menyatakan jumlah guru sudah cukup, namun di pihak lain menyatakan masih kurang.

Menurut catatan, adanya masalah “guru fiktif” pertama kali diungkapkan oleh Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) Waskito kepada wartawan di Jakarta baru-baru.

“Guru fiktif” yang dimaksudkan itu adalah para guru yang sebenarnya sudah tidak mengajar di depan kelas, namun mereka masih tercatat sebagai penerima tunjangan fungsional guru.

Ketua Umum PGRI sendiri atas pertanyaan wartawan menilai bahwa isu “guru fiktif” timbul semata-mata karena adanya laporan yang kurang tepat dan kurang akurat tentang guru-guru yang sudah tidak mengajar, atau sudah keluar dari jalur fungsional, meskipun mereka masih tetap sebagai pegawai negeri.

“Jadi saya melihat bahwa yang dimaksudkan fiktif itu bukan karena gurunya tidak ada,” katanya.

Basjuni menghadap Presiden bersama enam anggota PB PGRI lainnya untuk memperkenalkan diri mereka selaku pengurus baru PGRI hasil Kongres Ke-16 PGRI, sekaligus melaporkan hasil-hasil lain kongres yang berlangsung di Jakarta Juli lalu tersebut.

Dalam petunjuknya, Kepala Negara menegaskan bahwa Pemerintah akan senantiasa berusaha meningkatkan kesejahteraan guru, namun pada sisi lain para guru juga diharapkan benar-benar menegakkan disiplin kerja serta loyalitas mereka terhadap tugas sebagai pendidik.

Presiden menjelaskan bahwa kesejahteraan guru tidak dapat dilepaskan dari kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Pemerintah senanti asa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk kesejahteraan para guru, tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara juga berpesan agar PGRI benar­benar memantapkan program penataran P4 kepada anak didik.

Dalam kaitan itu, Presiden menekankan perlunya peningkatan komponen­komponen pelengkapnya, seperti pelajaran PMP, di samping menganjurkan para guru untuk mengikuti “Forum Pancasila” yang disiarkan RRI setiap Minggu pagi.

 

 

Sumber : ANTARA(30/10/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 626-627.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.