PRESIDEN HARAPKAN SOAL WARGA Rl Dl FILIPINA DISELESAIKAN BAlK–BAlK[1]
Bandar Seri Begawan, Antara
Presiden Soeharto mengharapkan masalah-masalah yang mungkin timbul akibat kehadiran warga Indonesia yang mencari nafkah di Filipina terutama di daerah perbatasan bisa diselesaikan sebaik-baiknya oleh kedua negara.
Masalah dampak yang mungkin timbul akibat kehadiran orang-orang Indonesia di negara tetangga itu dibahas Presiden Soeharto ketika menerima Presiden Filipina, Fidel Ramos di Wisma Negara Jerudong, Bandar Seri Begawan, kemarin, kata Mensesneg Moerdiono kepada wartawan setelah berlangsungnya pertemuan itu.
“Presiden Fidel Ramos mengatakan masalah itu akan dapat diselesaikan sebaik baiknya dan para pejabat kedua negara dapat bertemu untuk membahasnya. Untuk Indonesia, kami mempunyai rasa toleransi yang tinggi,” kata Moerdiono mengutip ucapan Ramos.
Moerdiono mengatakan, sebenamya sudah sejak lama orang-orang Indonesia ada yang mencari nafkah di daerah perbatasan Filipina dan tidak ada masalah. Namun, dengan munculnya berbagai perkembangan maka bisa terjadi berbagai masalah.
Sementara itu, Ramos yang baru menjadi Kepala Negara Filipina menggantikan Ny. Corazon Aquino menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Soeharto karena dengan dukungan Indonesia maka negaranya telah diterima menjadi anggota Gerakan Non Blok. Menurut Moerdiono, selain membahas berbagai masalah bilateral, kedua Presiden juga mendiskusikan masalah internasional terutama tentang pelaksanaan hasil KTT GNB di Jakarta tanggal 1- 6 September.
Presiden Soeharto mengharapkan Gerakan Non Blok bisa memusatkan perhatiannya kepada upaya-upaya memecahkan masalah utang negara-negara berkembang, serta pembangunan nasionalnya .
Kepala Negara mengatakan, “Negara-negara maju sebenamya telah menjanjikan bantuan dengan menyisihkan 0,7% GNP mereka untuk negara berkembang, namun pada kenyataannya, realisasi bantuan itu baru mencapai 0,37%.”
Di ternpat yang sama, Presiden Soeharto juga rnenerirna PM Thailand Chuan Leekpai yang baru saja terpilih sebagai Kepala Pemerintahan yang baru melalui pernilihan umum.
Sesuai tradisi ASEAN Kepala Negara atau Kepala Pernerintahan yang baru biasanya memperkenalkan diri kepada rekannya diASEAN.
Moerdiono menjelaskan, pada pertemuan itu Presiden Soeharto menyampaikan harapannya agar Thailand dapat berperan lebih aktif dalam menyelesaikan konflik di Kamboja yang sedang mengalami kemacetan. Indonesia dan Prancis adalah ketua bersarna Konferensi Paris mengenai Kamboja .
Menanggapi harapan Presiden itu, PM Chuan mengatakan pihaknya memang akan berperan lebih aktif dalam proses penyelesaian konflik Kamboja itu.
Sumber: BISNIS INDONESIA (07I 10/1992)
_______________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 364-365.