PRESIDEN HARAPKAN SOLIDARITAS MODAL ASING TERHADAP PEMBANGUNAN INDONESIA

HM Soeharto dalam berita

PRESIDEN HARAPKAN SOLIDARITAS MODAL ASING TERHADAP PEMBANGUNAN INDONESIA [1]

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengharapkan para pengusaha dan penanaman modal asing adanya rasa solidaritas terhadap usaha pembangunan bangsa Indonesia, dan dengan semangat itu secara sukarela dan penuh kesadaran turut serta dalam mensukseskannya.

Harapan Kepala Negara itu dikemukakan ketika meresmikan jembatan Sungai Siak di Pekanbaru hari Selasa yang dibangun oleh PT Caltex Pacific Indonesia dengan biaya US$ 3 juta atau Rp. 1.245 milyar.

Presiden mengatakan, kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional akan menciptakan suasana dan kesempatan usaha yang lebih baik dan lebih menguntungkan lagi bagi para penanaman modal.

Kepada PT Caltex Pacific Indonesia yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam membangun jembatan tersebut, Presiden menyampaikan penghargaan. Pembangunan jembatan ini merupakan sumbangan yang cukup berarti bukan hanya bagi pembangunan daerah Riau, tapi juga dalam rangka pembangunan nasional.

Presiden menyatakan, prakarsa dari suatu perusahaan asing yang berusaha di Indonesia untuk membangun proyek yang bermanfaat bagi masyarakat banyak serupa ini dihargai pemerintah. Kepada para pengusaha dan penanam modal asing, pemerintah telah berulang kali menyerukan agar turut serta bersama-sama pemerintah dan rakyat Indonesia dalam usaha2 pembangunan nasional dalam arti yang seluas-luasnya.

Jembatan baru yang diresmikan itu menggantikan jembatan ponton yang telah berumur 18 tahun, kurang lebih 200 meter di sebelahnya, untuk memperlancar lalu lintas sungai dan darat di Ibukota Propinsi Riau.

Jembatan ini dengan panjang 350 meter, lebar dan tinggi masing2 10 meter mempakan yang terpanjang di Riau yang menghubungkan Pekanbaru dengan pusat2 perminyakan Rumbai dan Dumai. Jembatan ini terdiri dari 13 rentangan (13 span bridge). Rentangan utamanya 50 meter, sedangkan 12 rentangan yang lain masing2 25 meter.

Pembangunan jembatan ini dimulai Mei 1975 dengan memperkerjakan 100 orang lebih tiap harinya. Jembatan ini memerlukan 200 ton pipa baja dan 600 ton rangka baja, semen untuk proyek ini didatangkan dari pabrik “Indarung” di Padang.

Pengaruhnya Pada Kehidupan Rakyat

Presiden menyatakan, selesainya pembangunan jembatan ini tentu akan besar pengaruhnya bagi kehidupan rakyat disekitar sini serta akan lebih memperlancar roda perekonomian daerah yang cukup kaya itu.

Daerah Riau memang merupakan salah satu propinsi yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar di Indonesia, baik dalam bidang pertambangan seperti minyak bumi, bauksit dsb, maupun dalam bidang pertanian, kehutanan, perkebunan rakyat dan perikanan. Sekarang ini sebagian besar kekayaan alam tersebut masih menunggu usaha pemanfaatannya.

Presiden menilai bahwa pembangunan jalan2 dan jembatan di daerah2 penghasil produksi sumber alam seperti Riau, mempunyai arti yang teramat penting. Pembangunan prasarana2 perhubungan itu akan merangsang pertumbuhan pusat2 kegiatan perekonomian bam dan membuka berbagai kesempatan dan kemungkinan, didaerah yang memang memiliki potensi besar untuk pembangunan ini.

“Jembatan Sungai Siak ini mempunyai arti ekonomi dan sosial yang penting bagi daerah dan masyarakat Riau, karena jembatan ini menghubungkan kota penting Pekanbaru dengan pusat industri perminyakan Rumbai dan Dumai, yang tadinya hanya dihubungkan dengan sebuah jembatan ponton yang telah tua, yang daya tampungnya terbatas”. Demikian Presiden Soeharto. (DTS)

Sumber: ANTARA (19/04/1977)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 466-468.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.