PRESIDEN: KEMAJUAN YANG TERCAPAI TUNJUKKAN KEMAMPUAN KITA MEMBANGUN

PRESIDEN: KEMAJUAN YANG TERCAPAI TUNJUKKAN KEMAMPUAN KITA MEMBANGUN [1]

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto hari Rabu petang kemarin, di Mojokerto, Jawa Timur, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka di bidang ekonomi “akhirnya harus menjadi tuan di rumah sendiri”.

Ketika berpidato pada peresmian pabrik tekstil baru PT. Mermaid Textile Industry Indonesia (PT Mertex Indonesia), Presiden lebih jauh mengatakan, menjelang peringatan 30 tahun Kemerdekaan dan melihat kemajuan-kemajuan pembangunan yang dicapai selama ini, maka tekad ke arah itu perlu diperbarui.

“Jangan sekali-kali kita lupakan, bahwa kita telah mencapai banyak kemajuan! Tercapainya kemajuan inilah yang sangat penting. Dan adanya kemajuan-kemajuan itu mempertebal kepercayaan kita kepada diri sendiri, bahwa kita ini memang mempunyai kemampuan untuk membangun. Dan harus tiba saatnya nanti, segala kebutuhan kita itu dapat kita penuhi sendiri; dengan otak dan tangan kita sendiri !”, kata Presiden.

Ia melukiskan peresmian pabrik tekstil baru ini sebagai suatu kemajuan lagi, khususnya dalam produksi tekstil. Dikatakan industri tekstil inilah salah satu bidang industri yang memang paling pesat kemajuannya dalam masa pembangunan sekarang.

Persediaannya cukup dan harganya dapat terbeli. Di bidang panganpun demikian. “Kita tidak lagi antri beras. Diantara kita tidak ada lagi yang berpakaian compang camping,” demikian Kepala Negara, sambil menambahkan tujuan kita bukan hanya sampai disini, tapi masih jauh dan karenanya kita masih harus bekerja keras.

Dalam laporanya, Menteri Perindustrian M. Jusuf memang mengatakan bahwa produksi tekstil sejak tahun 1968 meningkat terus. Malaysia produksi tahun pertama Repelita II sudah mencapai 937 juta meter, melebihi sasaran yang ditentukan sebelumnya sebesar 930 juta meter.

Menteri Perindustrian menambahkan peningkatan produksi tekstil itu bukan saja dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk keperluan ekspor. Dan ini malahan sudah dilaksanakan.

PT Mertex Indonesia adalah usaha bersama dengan pihak Jepang dan mengolah polyester dan kapas menjadi kain-kain halus dengan tanda, “Ikan Duyung”.

Di Yogyakarta

Pada pagi hari Presiden Soeharto meninjau kemajuan perindustrian rakyat di Kota Gede, Yogyakarta. Dari lapangan udara Adisucipto, Kepala Negara langsung menuju rumah MD. Mulyodihardjo dimana telah berkumpul sejumlah pengrajin mewakili semua pengrajin daerah Yogyakarta. Ada 55 jenis usaha kerajinan meliputi 1.200 orang pengrajin.

Hasil kerajinan berbagai usah ini mendapat pasaran cukup baik di luar negeri. Angka ekspor tahun 1969 menunjukkan hasil sekitar US$300.000,- sedangkan anggak pada tahun 1974 sudah meningkatjauh, US$2.000.000,-. Pesan Presiden

Selesai peninjauan, Presiden Soeharto berbicara tanpa teks di depan para pengrajin. Dikemukakan antara lain bahwa pemerintah bertekad membangun manusia Indonesia seutuhnya. Bukan hanya untuk satu kelompok tertentu saja atau masyarakat kota melainkan juga masyarakat desa.

Dikatakan bahwa pemerintah menyadari tingkat pengetahuan, ketrampilan dan pengetrapan teknologi masih kurang pada masyarakat desa. Sehingga dengan demikian, untuk menaikkan taraf hidup serta untuk meningkatkan penghasilan perlu dibantu. Cara membantunya adalah melalui BUUD/KUD.

Melalui BUUD/KUD inilah skill dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, bantuan kredit untuk pembelian sarana produksi dapat diberikan, bahan baku dapat tersedia serta pemasaran hasil produksi pun bisa terjamin.

Sehingga menurut Kepala Negara BUUD/KUD bukan hanya untuk petani padi saja tapi juga meliputi petani peternak, pengrajin, nelayan supaya semua kegiatan di tingkat desa bisa disalurkan.

Yang penting, demikian Presiden, melalui intensifikasi penghasilan masyarakat bisa terjamin. Dalarn kunjungan kerja sehari, Kepala Negara disertai 7 menteri, masing-masing Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, Menteri EKUIN/Ketua Bappenas, Menpen, Menteri/Sekneg, Menteri Nakertranskop dan Menteri Perdagangan. (DTS).

Sumber: KOMPAS (7/08/75)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 720-722.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.