PRESIDEN:
MASIH BANYAK KEKURANGAN DAN KETERBATASAN DI TUBUH BANGSA
Presiden Soeharto mengingatkan dalam zaman pembangunan sekarang, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang melekat pada tubuh bangsa Indonesia.
Dengan tekad baja dan semangat perjuangan yang menyala-nyala, serta mengembangkan pikiran dan mengarahkan kekuatan, Bangsa Indonesia pasti dapat mencapai hasil-hasil yang besar dalam pembangunan sebagai kelanjutan perjuangan kemerdekaan dahulu.
Kepala Negara mengemukakan hal tersebut dalam sambutan ketika menerima para peserta Sidang Paripurna Nasional I Angkatan 45 masa bakti 1988-1992, Selasa, di Bina Graha.
Dikatakan, Angkatan 45 telah berhasil mengantarkan bangsa Indonesia dengan selamat melewati pintu gerbang kemerdekaan. Sekarang, Angkatan 45 memiliki kesempatan sejarah untuk mengantarkan bangsa ini dengan selamat pula, Insya Allah, memasuki pintu gerbang baru yaitu proses tinggal landas dalam pembangunan.
Bangsa Indonesia sedang berjalan, membangun masyarakat yang modern, yang dalam kemoderenannya tetap berkepribadian sendiri.
“Itulah yang kita maksud dengan membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila,” kata Presiden.
Presiden menilai, Angkatan 45 memiliki tempat yang sangat khusus dalam sejarah bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia lahir, tegak dan bertahan karena jiwa semangat dan nilai-nilai perjuangan. Dalam era pembangunan sekarang jiwa dan nilai-nilai perjuangan harus dipelihara dan dihidupkan lagi.
Kepala Negara menyatakan, cara menjawab tantangan pembangunan, memang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Namun jiwa, semangat, dan nilai-nilai perjuangan harus tetap menjadi pembimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
Penduduk Indonesia yang jumlahnya nomor lima terbesar di dunia memerlukan peningkatan kesejahteraan, berupa sandang pangan, lapangan kerja, pendidikan, perumahan tempat-tempat ibadah dan kebutuhan dasar manusia lainnya.
Secara strategis menurut Presiden, bangsa Indonesia telah memiliki jawaban terhadap tantangan tersebut, yakni membangun industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.
“ltulah yang kita kerjakan sampai sekarang sehingga kita berhasil mencapai kemajuan-kemajuan yang membesarkan hati”, kata Presiden.
Presiden menyebut tantangan lain yang dihadapi, yakni kemajemukan bangsa Indonesia. Untuk itu persatuan dan kesatuan bangsa harus diperkuat terus dalam integrasi nasional yang kukuh.
Jawaban strategis terhadap tantangan itu adalah penegasan mengenai Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Dengan Pancasila sebagai satu-satunya asas, semua kekuatan dan aspirasi yang bangkit dari kemajemukan bangsa kita dapat disalurkan secara kreatif, sehingga mampu menjadi sumbangan besar dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalannya,” katanya.
Sidang paripurna Angkatan 45 tersebut diikuti seratus tokoh Angkatan 45 dari seluruh Indonesia. Dalam sidang tersebut akan dirumuskan pelaksanaan program yang telah diputuskan dalam Mubenas Angkatan 45 di Tomohon, Sulut, Juli lalu. (RA)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (07/09/1988)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 229-230.