PRESIDEN: MATERIALISME KlAN MEMBUDAYA

PRESIDEN: MATERIALISME KlAN MEMBUDAYA[1]

Yogyakarta, Media Indonesia

Presiden Soeharto ketika membuka pembukaan sidang Umum Himpunan Persaudaraan Pandu Wreda se-Dunia di Yogyakarta kemarin menyatakan keprihatinannya bahwa ditengah-tengah kehidupan yang sedang mengalami perubahan besar, cepat dan mendasar serta arus globalisasi yang makin cepat dan meluas, telah terjadi gejala materialisme, konsumerisme yang makin kentara dan membudaya.

Kepala Negara menyayangkan erika dan moralitas sebagai pengejawantahan nilai-nilai luhur kemanusiaan makin hari makin tidak terlalu diperhatikan lagi.

Presiden Soeharto berkata:

“Kita makin prihatin menyaksikan ketidakpedulian terhadap kelestarian alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kita hidup pada masa sekarang ini, mempunyai kewajiban moral untuk memelihara lingkungan hidup yang baik bagi generasi-generasi umat manusia di masa mendatang.”

Menurutnya, saat ini tumbuh kekhawatiran yang meluas tentang ancaman pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Akibat yang ditimbulkannya cukup mengerikan seperti yang diderita oleh masyarakat di Afrika yang mengalami kekeringan dan kelaparan yang menyayat hati.

Di bagian lain amanatnya Presiden mengatakan, nurani kita terkoyak- koyak melihat terjadinya pertumpahan darah yang terjadi di berbagai bagian dunia dengan sebab yang beraneka ragam. Pertentangan yang menyebabkan pertumpahan darah itu, menurut Presiden, bisa  disebabkan adanya pertentangan politik, pertentangan ekonomi, pertentangan etnis, pertentangan agama maupun pertentangan lainnya. ”Hati kita pun sangat pedih mendengar tindakan perkosaan, kelaparan dan kematian anak­ anak, orang-orang tua dari kalangan rakyat lainnya,” tutur Kepala Negara.

Pada kesempatan itu Presiden mengingatkan Gerakan Pramuka di Indonesia merupakan salah satu wahana pendidikan. Dalam rangka pembangunan pendidikan itu, melalui gerakan Pramuka diharapkan anak-anak muda dan para remaja Indonesia sebagai generasi penerus memperoleh wahana yang terarah untuk mengembangkan idealisme kemanusiaan di tengah-tengah dunia yang diwarnai oleh persaingan yang makin ketat.

Ditegaskan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan kepanduan telah memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan melawan imperialisme dan kolonialisme yang sama sekali bertentangan dengan nilai- nilai kemanusiaan. Melalui gerakan kepanduan itu, para pendahulu bangsa Indonesia telah menumbuhkan nilai-nilai partriotisme yang tidak dilandasi oleh kebangsaan yang sempit, melainkan oleh kesadaran kemanusiaan yang luas.

Sementara itu Mendikbud Wardiman Djojonegoro mengatakan pendidikan kepanduan telah memberikan arti bagi perkembangan pendidikan di kalangan generasi muda di Indonesia. Kiprah Pandu Wreda dengan sidang umum IFOSOG ke-20 ini, tidak saja memberikan tauladan bagi generasi muda untuk mengikuti jejak langkah Pandu Wreda tetapi juga akan meningkatkan motivasi generasi muda untuk berkiprah dalam pembangunan.(AU)

Sumber: MEDIA INDONESIA (18/05/1993)

______________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 123-124.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.