PRESIDEN MEMINTA AGAR PERSOALAN2 KADIN YANG MACET SEGERA DILAPORKAN
Ketua Umum KADIN Sukamdani Sahid Gitosardjono selesai diterima Presiden Soeharto di Bina Graha Selasa kemarin mengemukakan, Presiden meminta agar persoalan2 Kadin yang macet atau kurang lancar akibat kelambanan kebijaksanaan menteri2 yang bersangkutan supaya segera dilaporkan.
Presiden akan menanggapi laporan2 tsb. sehingga bisa diambil jalan ke luar bagi kelancaran pembangunan nasional. "Tetapi hingga kini belum terjadi kelambatan2 dalam urusan dengan para menteri", katanya.
Presiden menekankan hal tsb. di atas karena Kadin dirasakan sebagai partner pemerintah dalam usaha bersama meningkatkan pembangunan nasional. Baramuli SH, anggota pimpinan Kadin, menambahkan bahwa Presiden merestui penamaan pengusaha2 kita sebagai ‘pengusaha2 pembangunan’. Namun sebagai pengusaha pembangunan, maka mereka kalau mengambil untung hendaknya yang wajar2 saja, Presiden pun menilainya demikian.
Sebagai partner pemerintah, kata Baramuli SH, Presiden meminta agar kalangan swasta kita benar2 lebih berpartisipasi dalam berbagai proyek2 pembangunan, misalnya pabrik2 gula, pabrik minyak kelapa sawit dsb. Pemerintah akan membangun 18 pabrik gula dalam tahun2 mendatang ini. Dari jumlah itu Presiden meminta agar 12 pabrik di antaranya dibangun oleh pihak swasta, sedangkan 6 pabrik lainnya oleh perusahaan2 pemerintah.
Presiden juga memberikan petunjuk supaya kalangan pengusaha lebih memperhatikan penghematan devisa. Dalam rangka itu, misalnya impor buah2an dihentikan, demikian pula impor kedele dan bawang diusahakan untuk dihentikan.
Presiden meminta agar Kadin memikirkanlebih lanjut kemungkinan untuk melaksanakan pola Bimas untuk penanaman kedele, bawang dan buah2an. Pelaksanaan Bimas komoditi pertanian ini agar dilaksanakan dengan bekeljasama dengan kalangan KUD.
Dengan cara ini penambahan lapangan kerja bisa diciptakan, di samping itu ia pun akan meningkatkan penghasilan para petani.
Kadin juga diminta untuk membantu menangani masalah pengembangan produksi perikanan. Misalnya pemasaran benih nener dan ikan lainnya, Kadin diharapkan bisa membantu mengkoordinasikan pendistribusian dan pemasaran benih nener dan ikan tsb.
Presiden merestui gagasan Kadin untuk mengadakan simposium guna meningkatkan ekspor komoditi non migas. Simposium ini diharapkan akan dihadiri oleh International Trade Centre, MEE, Kadin AS, Jepang, Korea, dan negara2 Asia yang maju dalam penanganan komoditi non migas seperti Pilipina.
Presiden menekankan agar badan2 perdagangan dunia/luar negeri itu dipergunakan sebagai partner Kadin Indonesia dengan sebaik-baiknya untuk memperlancar peningkatan ekspor non migas. Simposium tsb. diharapkan bisa diselenggarakan September yad. (RA)
…
Jakarta, Business News
Sumber : BUSINESS NEWS (18/05/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 284-285.