PRESIDEN MENCICIPI KUE TERBUAT DARI CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN SAGU

PRESIDEN MENCICIPI KUE TERBUAT DARI CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN SAGU

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto, yang telah memerintahkan peningkatan pemanfaatan sagu sebagai bahan makanan, hari Senin mencicipi kue kering yang terbuat dari campuran tepung terigu dengan tepung sagu.

Kue itu dibawa Menteri Perindustrian Hartarto yang bersama Menteri Muda Perindustrian T. Ariwibowo datang ke Istana Merdeka Jakarta untuk memperoleh petunjuk Presiden menyangkut upaya pengembangan sagu.

“Meskipun campuran tepung sagunya mencapai 20 persen, kue ternyata tetap enak,” kata Hartarto sambil tersenyum kepada wartawan, seusai diterima Presiden.

Ia mengungkapkan, sebuah perusahaan swasta di Kalimantan Barat telah mendirikan pabrik pengolah sagu menjadi tepung, dengan kapasitas 2.000 ton per tahun. Harga tepung sagu keluaran pabrik itu Rp 350,-/kg untuk kualitas terbaik dan Rp 250,- untuk kualitas biasa.

Di samping itu di daerah lain seperti Riau, Maluku dan sebagainya juga telah ada usaha pengolahan sagu secara tradisional, namun kualitasnya masih rendah.

Pemerintah menghendaki agar potensi tanaman sagu yang sangat besar di beberapa daerah, terutama di Indonesia bagian timur, dimanfaatkan sebaik mungkin dalam rangka penganeka-ragaman bahan makanan selain beras.

Untuk itu Presiden telah memerintahkan Menteri Hartarto agar bersama Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap dan Menteri Pertanian Wardoyo membuat konsep pengembangan sagu. Kemudian pihak swasta dan perbankan akan diajak dalam upaya pemanfaatan sagu secara besar-besaran.

Dalam kaitan itu Presiden mengharapkan agar Departemen Perindustrian mengembangkan kemampuan rekayasa pembuatan mesin-mesin pengolah sagu yang tepat-guna.

“Kami akan menugaskan divisi rekayasa PT Pupuk Kujang (persero milik negara yang terletak eli Cikampek, Jabar. Red.) untuk merancang mesin-mesin tersebut,” ujar Hartarto.

Balai penelitian pangan di Bogor juga akan ditugasi meneliti bagaimana cara yang paling baik mengolah sagu menjadi tepung, termasuk cara pemanfaatan tepung sagu oleh masyarakat. “Kalau campuran tepung sagunya hanya sepuluh persen, makanan yang terbuat dari tepung terigu sama sekali tidak terpengaruh mutu dan rasanya,” kata menteri.

Menurut perkiraan, potensi tanaman sagu di Irian Jaya saja mencapai lima juta hektar, sehingga ada yang mengatakan bahwa sagu merupakan sumber bahan makanan yang tidak akan habis karena pohon sagu tumbuh secara alarni.

 

 

Sumber : ANTARA (18/07/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.449-450.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.