PRESIDEN: ORANG TUA TIDAK BISA MENDIKTE ANAK

PRESIDEN: ORANG TUA TIDAK BISA MENDIKTE ANAK[1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto minta para orang tua dapat mempersiapkan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya, namun tidak mendiktekan apa yang harus dilakukan oleh anak-anak dalam menjawab tantangan zaman di masa depan.

“Yang dapat kita lakukan ialah, membekali anak dengan tubuh yang sehat, jiwa yang kuat, idealisme yang tinggi dan pengetahuan yang luas,” katanya, dalam sambutannya pada puncak acara peringatan Hari Anak Nasional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat.

Dalam acara yang dihadiri 10.000 anak dan sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan VI itu, Presiden memperkirakan, tantangan anak-anak Indonesia di masa depan akan jauh lebih berat dibanding tantangan yang dihadapi orang tua sekarang.

“Kita harus dapat meratakan jalan agar tantangan yang kelak mereka hadapi tidak terlalu berat sehingga mereka dapat melaluinya dengan selamat. Untuk itulah, maka sekarang kita bekerja sekuat tenaga melaksanakan pembangunan di segala bidang,” kata Kepala Negara.

Presiden Soeharto juga mengharapkan agar orang tua dapat membesarkan anak­ anaknya menjadi generasi yang kuat kepribadiannya, penuh percaya diri dan tidak mudah menyerah menghadapi kesukaran.

“Kita semua menginginkan agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang dapat diandalkan untuk meneruskan perjuangan, mewujudkan kemajuan dan menciptakan kemakmuran serta kejayaan bangsa,” kata Presiden.

Namun, Kepala Negara juga menyadari bahwa zaman yang akan dihadapi anak­ anak di masa depan adalah zaman yang berbeda dengan keadaan masa kini.

“Sulit bagi kita untuk bisa membayangkan betapa besar perbedaan-perdebaan tadi. Kita harapkan mereka mampu menjadi manusia zaman mereka sendiri,” kata Presiden.

Keluarga Kecil

Pada kesempatan yang sama, Presiden juga meminta agar orang tua dapat membina anak-anak dengan baik, dengan cara membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan bahagia.

Dalam keluarga kecil, katanya, anak-anak akan mendapatkan curahan cinta kasih sayang yang besar dari kedua orang tuanya. Keluarga kecil juga memberi kesempatan kepada orang tua untuk lebih baik lagi mendidik anak-anaknya.

“Penyiapan generasi yang lebih baik, erat kaitannya dengan upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan,” kata Kepala Negara.

Bangsa Indonesia, katanya, harus bersyukur telah berhasil membangun sekolah­ sekolah dasar di seluruh peloksok tanah air, sehingga semua anak usia sekolah dapat tertampung di sekolah dasar. Ditambah lagi, mulai tahun depan, akan dicanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Menurut Presiden, pembinaan keimanan dan ketakwaan harus dimulai sejak dini dan diterapkan dalarn kehidupan sehari-hari. Upaya ini dinilai akan lebih berhasil jika dilakukan di lingkungan keluarga.

“Keluargalah yang pertama-tama bertanggungjawab terhadap pendidikan agarna dan pembentukan akhlak serta budi pekerti anak,” tegasnya.

Menurut Presiden, pendidikan memang tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, melainkan tanggungjawab bersama, yaitu pemerintah, masyarakat dan keluarga.

Nikmati Masa Anak

Khusus kepada anak-anak Indonesia, Kepala Negara berpesan agar mereka menikmati masa anak-anak dengan riang gembira, tetapi tidak boleh  sampai melupakan masa depan mereka sendiri. Presiden juga mengharap agar anak-anak dapat belajar dengan baik dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik, serta menjadi orang yang berguna bagi dunia dan bagi umat manusia.

“Hindarilah hidup bersantai-santai dan berlalai-lalai. Jauhilah hal-hal yang tak berguna. Gunakanlah waktu kalian untuk belajar demi masa depan kalian sendiri,” demikian pesan Presiden Soeharto.

Menteri Agama H.Tarmizi Thaher selaku Ketua Panitia Pelaksana HariAnak Nasionall993 melaporkan bahwa puncak acara hari anak tahun ini diikuti 10.000 murid sekolah dasar, baik sekolah umum maupun madrasah.

Puncak acara hari anak, yang diwarnai dengan penyerahan akta kelahiran secara simbolis itu, dimeriahkan dengan Gelar Anak Nusantara dan pentas Operet Anak­ Anak.

Peringatan Hari Anak Nasional kali ini bertema “Saya Anak Indonesia yang Bertaqwa dan Kreatif’. (PU.02/DN04/23/07/93 15:03)

Sumber: ANTARA (23/07/1993)

_______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 906-908.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.