PRESIDEN PADA PERINGATAN ISRA MI’RAJ: OPP HARUS JUNJUNG MORAL PANCASILA

PRESIDEN PADA PERINGATAN ISRA MI’RAJ: OPP HARUS JUNJUNG  MORAL PANCASILA

 

Jakarta, Merdeka

SERUAN Presiden ini dikemukakan ketika memberikan sumbangan pada peringatan Isra Mir’aj Nabi Muhammad SAW di masjid Istiqlal Jakarta, Kamis malam. “Bagi kita Pancasila bukan sekedar cita-cita. Pancasila juga menyangkut etika dan moral,” katanya.

Dalam peringatan Isra Mi’raj yang bertemakan “Meningkatkan Ketaqwaan Umat Islam Menyukseskan Pembangunan Bangsa” ini telah tampil sebagai pembicara Kol. SUS Ir Mahsun Hijam, Kepala Pusat Pemanfaatan Antariksa LAPAN.

Kepala Negara selanjutnya mengatakan, melalui agama kita berusaha menghayati hidup yang bermakna, hidup yang bernilai dan hidup yang baik. Salah satu ukuran, apakah hidup kita ini bernilai atau tidak bernilai  adalah kemanfaatan kita bagi orang lain.

Kepala Negara mengatakan, Nabi Muhammad SAW telah berkata, “Sebaik­baik-nya manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama manusia”. Prinsip tadi, katanya, mutlak kita hayati dalam kehidupan bersama kita sebagai bangsa.

Semua pengikut Nabi Muhammad SAW hendaknya bertekad dalam hati, masing-masing untuk membuat hidup kita bermanfaat bagi sesama manusia, bagi sesama bangsa kita.

Salah satu bentuk usaha untuk itu adalah melibatkan diri dalam kegiatan pembangunan bangsa kita dalam arti yang luas. “Hal itu perlu kita sadari kembali sedalam-dalamnya justru ketika saat ini bangsa kita sedang bersiap-siap melaksanakan tugas nasional bersama yang besar, ialah melaksanakan: pemilihan umum bulan depan,” kata Presiden Soeharto.

Disebutkan, pemilihan umum adalah salah satu bagian penting dalam usaha membangun kehidupan politik bangsa kita. Melalui pemilihan umum, kita semua tanpa kecuali, ikut ambil bagian yang aktif menentukan arah kehidupan bangsa kita dimasa datang.

Kita masing-masing memiliki kebebasan yang sama untuk memiliki siapa yang kita anggap paling tepat untuk mewakili kita semua seluruh rakyat Indonesia.

Presiden menegaskan, satu hal yang kita syukuri sedalam-dalamnya adalah bahwa pemilihan kita kali ini kita masuki dengan membuka halaman baru dalam kehidupan politik bangsa kita. Yaitu semua organisasi politik yang berlomba dalam pemilihan umum telah menetapkan Pancasila sebagai asas politik.

Disebutkan, peristiwa Isra Mi’raj yang kita peringati malam ini, justeru harus banyak kita gunakan untuk merenungkan tentang pentingnya moral itu dalam kehidupan kita didunia ini. Nabi kita Muhammad SAW selalu menggambarkan betapa buruknya akibat yang akan dirasakan oleh manusia yang tidak mengindahkan nilai-nilai etika dan moral.

Kemerosotan moral merupakan salah satu penyebab utama kehancuran sebuah masyarakat. Adalah kewajiban kita semua untuk memperkuat sendi-sendi moralitas bangsa kita. Oleh karena itu, dalam kita mewujudkan cita-cita yang luhur masyarakat Pancasila, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang justeru akan memperlemah sendi­-sendi masyarakat yang ingin kita bangun.

“Dalam kesempatan peringatan Isra Mi’raj ini saya mengajak semua pemuka agama kita agar lebih banyak lagi memberikan perhatian pada masalah pendidikan moral bangsa kita,” kata Presiden Soeharto.

Disebutkan, agama merupakan salah satu benteng moral bangsa kita. Yang penting adalah, bagaimana kita mengembangkan sifat keagamaan bangsa kita itu dalam semangat persatuan dan kesatuan Indonesia.

Hikmah Isra Mi’raj

Sementara itu Kolonel Mahsun Irsyam dalam ceramahnya tentang Hikmah Isra Mi’raj dalam meningkatkan ketaqwaan dan intelektual umat untuk menyukseskan pembangunan mengungkapkan, Isra Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.

Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau meninggalkan sistem bumi dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Munthaha. Kedua peristiwa diperkirakan terjadi pasta tahun 621 Masehi atau tahun ke-11 kenabian Muhammad SAW.

Terlepas dari masih adanya perbedaan pendapat mengenai cara “Kenaikan” Rasullah, bagi seorang mukmin peristiwa lsra Mi’raj adalah merupakan sesuatu yang tidak disangsikan serta tidak dipermasalahkan lagi, dan merupakan bagian dari apa yang diimani.

Meyakini Isra Mi’raj berarti meyakini masing-masing sisi dari sesuatu yang mempunyai dua sisi yang berbeda tetapi menyatu. Sisi yang pertama ialah peristiwa Isra Mi’raj itu sendiri, dan sisi yang kedua ialah perintah untuk melaksanakan Shalat.

Mengenai Isra Mi’raj sendiri, hikmah apakah yang dapat diambil dari peristiwa itu? Allah Maha Kuasa, Pencipta jagad raya ini memberikan anugerah kepada manusia berupa semangat ingin tahu dan bertanya serta kemampuan untuk menalar dan melakukan pilihan.

Keinginan untuk mengetahui mengenai jagad raya dan Panciptanya, membuat manusia memberikan reaksi terhadap benda-benda dan gejala-gejala yang ada di sekitarnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atas hal-hal mulai dari yang sederhana dan konkrit sampai kepada yang kompleks dan abstrak.

Disebutkan, dengan tidak bermaksud untuk secara apriori mengidentikkan Mi’raj dengan keluar dari bumi menuju ke antariksa (langit) dalam pengertian fisik di bumi, kiranya tidak berlebihan apabila peristiwa itu dipandang sebagai suatu pesan agar kita memberikan perhatian terhadap antariksa kita dalam upaya mencari hikmah dari Isra’ Mi’raj.

“Antariksa memegang peranan penting atas kehidupan di bumi,” katanya.

Menurut Mahsun Irsyam, dulu orang masih sulit untuk menerima isi dan kandungan ayat-ayat Al Qur’an yang mendorong umat manusia untuk meneliti segala sesuatu yang ada di antariksa, tetapi sekarang tentunya akan lebih mudah memahaminya.

Ilmu dan teknologi akan terus maju dan berkembang. Dalam mengikuti kemajuannya, diperlukan adanya suatu sikap mental yang berorientasi ke depan, terbuka untuk hal-hal yang baru dan tidak berpuas diri serta terpukau kepada yang dicapai hari ini. Pada dasarnya sikap ini adalah sikap intelektual.

Dijelaskan, kemajuan ilmu dan teknologi memberikan kepada kita altematif­altematif baru bagi pemecahan masalah-masalah di burni. Allah SWT memberikan anugerah yang sangat berharga kepada manusia, yaitu kemampuan untuk berpikir dan menalar.

Kemampuan  ini perlu dikembangkan dan kemudian dipergunakan sebaik-baiknya untuk memilih altematif, yaitu mengambil keputusan. Pada peringatan Isra’ Mi ‘raj yang dihadiri oleh Wakil Presiden, telah pula memberikan sambutan Menteri Agama RI H. Munawir Syadzali.

Sumber: MERDEKA (28/03/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 638-641

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.