PRESIDEN: PARA PEJABAT SUPAYA WASPADA, DAN SIAP SIAGA [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto minta perhatian, kewaspadaan dan kesiapsiagaan para pejabat di bidangnya dan daerahnya masing2 sehubungan dengan adanya kegiatan sekelompok kecil masyarakat akhir2 ini yang apabila tidak segera dikendalikan dan dihadapi secara tepat dapat mengganggu keamanan dan ketertiban.
Kepala Negara menyampaikan pennintaan itau dalam pertemuannya selama tiga jam hari Jum’at mulai pukul 08.00 pagi di Bina Graha dengan beberapa menteri, Kas Kopkamtib, Ka BAKIN, para Pangkowilhan I s/d IV serta para panglima dan gubernur se-Jawa dan Bali.
Menteri Sekretaris Negara, Menteri Penerangan a.l. Sudharmono SH menjelaskan kepada para wartawan selesai pertemuan tersebut bahwa jika dibiarkan kegiatan dapat mengganggu kelancaran jalannya Sidang Umum MPR bulan maret mendatang.
Presiden menekankan pentingnya SU (Sidang Umum) MPR yang akan datang itu sebagai salah satu wujud pelaksanaan demokrasi dan kehidupan konstitusionil Republik Indonesia serta sebagai salah satu mata rantai penegakan UUD 1945 dan Pancasila, yang menjadi landasan dan cita2 Orde Baru.
Tetap Terkendali
Dalam pertemuan itu Menteri Dalam Negeri, Pangkowilhan dan para gubernur telahmelaporkan dan menyampaikan pandangan2 mengenai keadaan umum didaerah masing2 dalam rangka memantapkan stabilitas nasional guna menghadapi dandalam rangka mensukseskan Sidang Umum MPR yang akan datang.
Dari laporan2 dan pandangan2 itu disimpulkan bahwa keadaan keamanan pada umumnya tetap terkendali.
Namun, dengan mengikuti perkembangan keadaan akhir-akhir ini, khususnya di beberapa kota besar di Jawa, mereka menyatakan keprihatinannya, danmereka akan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin agar keadaan daerah masing2 tetap tenteram dan tertib sehingga jalannya Sidang Umum MPR yang bahan2nya sekarang dalam taraf penyiapan oleh Badan Pekerja MPR dapat berjalan lancar dan berhasil,” demikian kata Sudharmono.
Presiden, menurut Sudharmono, memberi petunjuk agar segala langkah yang akan diambil itu terkoordinir dan terintegrasi antara pusat dan daerah, sesuai dengan tugas danwewenang masing2, sehingga memberikan kemanfaatan dan ketentraman bagi rakyat banyak.
Berbeda dengan biasanya Mensesneg Sudharmono dalam memberi keterangan itu tidak bersedia menjawab pertanyaan dari para wartawan. Selasa memberikan keterangannya Mensesneg tampak ter-gesa2 pergi dan kepada para wartawan dibagikan keterangan pers tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Semua gubernur se-Jawa dan Bali hadir, kecuali Gubernur Jawa Timur yang diwakili Sekwilda. Yogyakarta dalam pertemuan itu diwakili oleh Sri Paku Alam VIII, Wakil Kepala Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gubernur Jawa Tengah Suparjo Rustam, ketika dicegat sebelum memasuki mobilnya, hanya mengatakan
“Semuanya akan dijelaskan Pak Dharmono……” (DTS)
Sumber: ANTARA (11/11/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 416-418.