PRESIDEN: PEMBANGUNAN BERARTI PENINGKATAN KUALITAS MANUSIA

PRESIDEN: PEMBANGUNAN BERARTI PENINGKATAN KUALITAS MANUSIA

 

Jakarta, Suara Karya

PRESIDEN SOEHARTO menyatakan, peringatan Isra Mi’raj kali ini dilakukan setelah bangsa Indonesia baru saja menyelenggarakan kegiatan kenegaraan yang sangat penting yaitu Sidang Umum MPR.

“Hati kita semua diliputi oleh rasa lega yang sedalam-dalamnya dan rasa syukur yang setinggi-tingginya ke hadirat Allah SWT, karena sidang umum lembaga negara tertinggi pemegang kedaulatan rakyat itu telah berakhir dengan sukses,” kata Presiden.

Presiden mengemukakan hal itu dalam sambutan pada peringatan Isra Mi’raj, Selasa malam di Mesjid Istiqlal. Hadir dalam acara itu, Wapres Sudharmono dan Ny. EN Sudharmono.

Kepala Negara mengatakan, suasana permusyawaratan wakil-wakil rakyat itu telah meningkatkan dan memperkaya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Demokrasi Pancasila.

“Dalam permusyawaratan demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia itu, kita tidak berbicara soal kalah atau menang, sebab yang menang adalah seluruh fraksi-fraksi dalam MPR itu, yang menang adalah kita semua rakyat Indonesia, yang menang adalah akal sehat kita dan hati nurani kita,” kata Presiden.

Menurut Presiden, semua pihak telah dapat memenangkan kepentingan bersama di atas kepentingan golongan maupun kepentingan pribadinya sendiri.

Dalam menghadapi ujian-ujian berat lima tahun mendatang Indonesia, menurut Kepala Negara, bangsa Indonesia pun harus yakin akan pertolongan Tuhan YME. Rakyat harus memperkuat modal rohaniah yang sangat besar untuk memantapkan tekad dalam mewujudkan cita-cita luhur, membentuk masyarakat Pancasila.

“Keyakinan seperti inilah yang membuat kita tidak mengenal putus asa dalam berjuang dan membangun bangsa kita yang memberi semangat yang tidak pernah padam,” ujar Presiden.

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. “Ia adalah usaha mewariskan kehidupan yang lebih maju bagi generasi sesudah kita, karena itu kita tidak boleh terjerat oleh sikap ingin menikmati hasil secepat-cepatnya dan sepuas-puasnya,” kata Kepala Negara.

Perjuangan rakyat Indonesia untuk membangun bangsa adalah perjalanan yang sangat panjang. la adalah suatu proses sambung menyambung tanpa henti-hentinya.

 

Kualitas

Presiden dalam kesempatan itu kembali menekankan pentingnya peningkatan kualitas sebagai umat, kualitas sebagai bangsa. Pembangunan bangsa Indonesia harus berarti peningkatan kualitas manusia dan kualitas masyarakat.

Peningkatan kualitas umat dan bangsa menurut Presiden, memerlukan pendidikan yang sebaik baiknya. “Melalui pendidikanlah kita berusaha meningkatkan kualitas bangsa, kecerdasannya, keterampilannya dan kepribadiannya,” ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri Agama Munawir Sjadzali MA dalam sambutannya mengatakan, kelestarian dan tetap tegaknya Negara RI dengan filsafat hidup Pancasila merupakan amanat Allah dan tanggungjawab seluruh bangsa Indonesia.

Kepada umat Islam Indonesia, Munawir Sjadzali mengajak agar bersama-sama bertekad melaksanakan amanat-amanat GBHN 1988, yang disebutnya senafas dengan ajaran Islam, dengan amal perbuatan nyata. Ajakan itu, kata Munawir, di lontarkan demi terwujudnya kondisi ideal yang harus dicapai bangsa. Indonesia pada tahap tinggal landas dalam Pelita VI nanti.

Kondisi ideal yang dilontarkan Munawir itu, antara lain terciptanya secara serasi hubungan interen urnat Islam, hubungan antara umat Islam dengan saudara-saudaranya sebangsa yang beragama lain serta penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di samping keserasian hubungan antar umat beragama dengan pemerintah.

“Kondisi ideal itu, akan ditandai dengan makin tingginya kadar dan kualitas keagamaan serta ketaqwaan bangsa Indonesia, sehingga tidak mudah tergoyahkan oleh trauma atau goncangan yang pasti terjadi di saat tinggal landas kelak,”kata Munawir.

 

Disiplin Nasional

Prof Dr Hasan Walinono, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud, ketika menyampaikan uraian hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW mengatakan, disiplin nasional sangat menentukan suksesnya pengamalan hasil-hasil Sidang Umum MPR yang baru lalu. la mengingatkan, disiplin nasional bermula dari disiplin pribadi. Karena itu, penanamannya harus dilakukan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun pendidikan formal.

Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal itu, ditandai pula dengan pembacaan ayat­ayat suci Al-Quran oleh M Musyaffa, qari terbaik I MTQ Nasional XV golongan cacat netra asal Jawa Barat, dan Fadillah Umar, qariah terbaik I MTQ Nasional XV goIongan dewasa asal Lampung.

 

 

Sumber : SUARA KARYA (07/03/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 457-459.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.